Minggu, 08 Oktober 2017

SKANDAL SELIBAT


Pastor Senior Katolik Roma Mengaku Punya Istri dan Dua Anak

Kompas.com - 09/10/2017, 11:34 WIB
Pastor Oscar Turrion
Pastor Oscar Turrion (WAYN via SCMP)
ROMA, KOMPAS.com – Seorang pastor senior dan mantan rektor seminari tinggi terkenal, Legion of Christ, di Roma, Italia, meninggalkan imamatnya setelah secara mengejutkan dia mengaku telah memiliki istri dengan dua anak.
Keluarganya itu disembunyikannya selama bertahun-tahun dari otoritas Gereja Katolik Roma, yang secara ketat menerapkan kehidupan selibat, sementara ia sendiri tetap melayani umat dan seminari dalam balutan juba imamatnya.
Harian The Telegraph, Minggu (8/10/2017), melaporkan, Gereja Katolik Roma telah mengumumkan akhir pekan lalu bahwa Pastor Oscar Turrion (49), pasto asal Spanyol, menanggalkan jubanya.
Baca: Paus Terima Pengunduran Diri Uskup Paraiba yang Diduga Terlibat Skandal Seks
Turrion adalah seorang pastor paling senior. Pada 2014 dia diangkat menjadi rektor Pontifical Maria Matter Ecclesiae International College, seminari tinggi di Roma, ibu kota Italia, yang dikhususnya untuk para seminaris utusan dari keukupan-keuskupan di dunia.
Pastor adalah kaum tertahbis dan dalam Gereja Katolik Roma, kaum ini hidup secara selibater atau tidak menikah dengan tujuan agar lebih fokus dalam melayani umatnya.
Namun, sebuah pengumuman mengejutkan dari pimpinan gereja lokal di Italia, mengatakan, Turrion akan meninggalkan pelayanan sebagai imam agar lebih banyak waktu untuk “sebuah keluarga yang telah dibesarkannya secara sembunyi-sembunyi sampai sekarang”.
Pada Maret lalu, Turrion pertama-tama memberi tahu atasannya di Pontificical Maria Matter Ecclesiae International College, yang menampung sekitar 100 calon imam praja dari seluruh dunia, bahwa dia baru saja menjadi ayah seorang anak perempuan.
Baca: Tokoh Senior Katolik Australia Didakwa Tersangkut Skandal Seks
Sebagai imam Katolik Roma, ia semestinya terikat pada sumpah selibat. Dia kemudian diberi kesempatan atau waktu untuk melakukan refleksi diri. Rektor baru telah ditunjuk pada Agustus lalu.
Minggu lalu, Turrion mengatakan kepada pihak berwenang dalam sebuah surat bahwa dia telah memutuskan untuk meninggalkan imamat dan seminar.
Ia mengakui bahwa anak perempuan yang disebutnya sebenarnya adalah anak kedua yang lahir dari seorang wanita yang dia cintai beberapa tahun yang lalu ketika dia terjebak kehidupan ragawi.
Dia memiliki seorang anak sulung, seorang anak laki-laki, yang lahir delapan tahun yang lalu. Turrion dalam suratnya kepada pimpinannya meminta doa dan "keabsahan skandal atas contoh burukku.

 (Sumber: http://internasional.kompas.com/read/2017/10/09/11341191/pastor-senior-katolik-roma-mengaku-punya-istri-dan-dua-anak)


Kesaksian Korban Pelecehan Seks Pastor Chile Selama Puluhan Tahun

BBC World - detikNews
Kesaksian Korban Pelecehan Seks Pastor Chile Selama Puluhan Tahun Romo Fernando Karadima dikelilingi awak media saat meninggalkan gedung pengadilan di Santiago. (Reuters)
Santiago - Di Cile, lebih dari 100 rohaniwan Katolik tengah diselidiki atas dugaan kejahatan seksual dan upaya untuk menutupinya. Ini adalah skandal yang menghantui kepemimpinan Paus Fransiskus dan telah menggiring gereja Katolik di Cile terjerembab ke dalam krisis.
Skandal itu dimulai beberapa dasawarsa lalu ketika seorang pria bernama Fernando Karadima, seorang pastor di Santiago, menjadi predator seksual paling terkenal di Cile.
"Ia menawarkan visi tentang panggilan dari Tuhan. Ia menunjukkan kepada Anda sebuah dunia yang sangat indah," kenang Dr James Hamilton, seorang ahli bedah lambung yang sekarang berusia 50-an tahun.
"Ia selalu mengatakan kepada kami bahwa ia dianugerahi kelebihan khusus - semacam keajaiban - yang bisa ia lihat di setiap anak muda, jika mendapat panggilan dari Tuhan. Ia nyaris bagaikan orang suci."
Pada awal 1980-an, Pastor Fernando Karadima menawarkan perlindungan kepada James Hamilton yang kala itu masih remaja. Saat itu, Cile sudah 10 tahun berada di bawah kediktatoran Jendral Augusto Pinochet.
Di masa yang sarat akan pembunuhan dan penghilangan paksa itu, Karadima mendirikan komunitas gereja di kawasan elite Kota Santiago, El Bosque, yang memberikan jaminan keamanan.
"Bagi seorang remaja, tawaran itu bak lebah dan madu - terasa manis kala berada di dunia yang dirundung kesulitan, ketika Anda berjuang dengan keluarga Anda," kata James Hamilton.
Ayah James sudah lama meninggalkan rumah, sehingga James menjadi remaja yang rapuh - sasaran empuk bagi pelaku kekerasan.
Dan, sebagai seorang idealis muda, ia percaya dirinya hanya memiliki dua pilihan:
"Bergabung dengan orang-orang yang berperang melawan Pinochet, sebagian besar lewat jalan kekerasan. Atau, mengikuti jalan yang ditunjukkan Gereja Katolik kepada Anda - jalan orang-orang suci, perdamaian, dan menyuarakan firman Tuhan Yesus. Saya ingin belajar kedokteran, ini adalah jalan yang saya ambil tanpa kekerasan. "
Namun, meski Gereja Katolik berperan dalam membantu para korban kediktatoran ini, beberapa pastor percaya bahwa Pinochet adalah juru selamat Cile - Karadima adalah salah satunya.
James Hamilton diundang untuk bergabung dengan Catholic Action, sebuah perkumpulan pemuda eksklusif yang bertemu di El Bosque untuk mendengarkan Karadima yang berbicara tentang kepahlawanan, orang-orang suci, serta pentingnya menjadi seseorang rendah hati dan patuh.
James, yang kala itu masih remaja mudah terpengaruh dan merasa seolah-olah telah dipilih.
Lalu pelecehan seksual mulai terjadi.
"Anda tidak mengiranya - itu adalah sesuatu yang benar-benar membingungkan. Tidak mungkin orang suci bisa melakukan semua ini karena penyimpangan seksualnya. Itu tidak mungkin," kata Hamilton, mengingat kebingungannya saat itu.
"Jelas yang salah adalah saya."
James Hamilton James Hamilton di tahun 2018. (Getty Images)

Dan Karadima, yang berkedok spiritualitas semu, tidak melepas rasa bersalah yang dialami James Hamilton.
"Sesuatu yang sangat mengerikan, adalah setiap kali ia melecehkan saya, ia menyuruh saya menemui pendeta lain untuk membuat pengakuan dosa," kenang Hamilton.
"Jadi ia membebankan semua rasa bersalah kepada saya. Dan pendeta lain yang mengetahui segalanya, selalu diam ketika saya mengadu tentang perlakuan Karadima. Ia hanya mengatakan kepada saya, 'Bersabarlah, jangan khawatir.'"
Di gereja di El Bosque, Karadima dilindungi dengan baik oleh orang-orang di sekitarnya.
Ia mempengaruhi para pembantunya, dan melatih puluhan pemuda untuk menjadi pastor - empat anak didiknya akan menjadi uskup.
Gereja Sacred Heart in El Bosque Gereja Hati Kudus di paroki El Bosque. (BBC)

Pelecehan yang dilakukan Karadima terhadap James Hamilton tak berhenti selama 20 tahun, bahkan ketika James yang sudah menjadi dokter menikah dan memiliki anak.
Kini sesudah 14 tahun menjalani psikoterapi, tiga kali dalam seminggu, ia memahami dinamika kekerasan ini dengan sangat baik.
Tetapi, saat menjadi seseorang yang lebih muda, ia merasa harus tunduk pada pelaku kekerasan.
Ketika ia pergi makan malam di El Bosque bersama istrinya, Karadima akan memintanya untuk meninggalkan meja dan menemaninya di lantai atas dengan dalih ada keluhan kesehatan yang perlu perhatian.
"Beberapa kali saya mencoba menjaga jarak dari Karadima, tetapi setiap kali saya mencoba, ia membuat semacam pengadilan dengan dua atau tiga uskup serta tiga atau empat pastor. Mereka menempatkan saya di sebuah ruangan, dan memberi tahu saya bahwa iblis ada di dalam saya."
Ini dikenal sebagai "pembenahan persaudaraan" di El Bosque - sebuah mekanisme berdalih pemulihan orang yang kerasukan setan, dan digunakan untuk membawa kembali anggota jemaat Karadima yang tak patuh ke tempat semula.
Pada tahun 2004, James Hamilton akhirnya lepas dari Karadima.
"Saya merasa anak-anak saya dalam bahaya. Terutama putra saya," katanya.
Karadima terus mengejar sang dokter, dengan mengirim para pendeta dan uskup untuk berbicara kepada keluarga dan karyawannya.
James Hamilton melaporkan Karadima kepada otoritas gereja, dan meski ia tidak mengetahuinya saat itu, ia adalah pria kedua yang mengadukan kasus pelecehan seksual yang dilakukan Karadima dalam dua tahun.
Namun, Gereja Katolik tetap bungkam. Tidak ada penyelidikan resmi selama bertahun-tahun, sampai akhirnya banyak bukti yang menghadang Karadima.
Fernando Karadima Fernando Karadima di dalam ruang pengadilan di Santiago, Chile. (Reuters)

Pada tahun 2009, perkawinan James Hamilton menemui kegagalan dan ia berniat untuk membatalkannya.
Dalam pengajuan pembatalan, James mencantumkan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Karadima, sebagai alasan atas hancurnya pernikahan dengan istrinya.
Pihak gereja menekannya - seorang pastor mendatanginya dan memintanya untuk berhenti membuat surat pembatalan pernikahan.
"Mereka meminta saya untuk menandatangani sebuah deklarasi - yang menyebutkan bahwa saya telah cukup umur ketika bertemu Karadima, dan bahwa itu adalah hubungan antara dua pria dewasa."
James Hamilton menolak. "Saya tidak bisa menandatanganinya karena itu tidak benar," katanya.
Surat pembatalan pernikahannya pun akhirnya disetujui.
Surat tersebut kemudian bocor ke publik dan pada saat itulah pihak Gereja Katolik menyelidiki Fernando Karadima.
James Hamilton kemudian menghubungi pria-pria lain yang menjadi korban pelecehan yang dilakukan Karadima.
Pada 2010, mereka membuat pernyataan kepada jaksa sipil. Mereka tahu pastor itu tidak akan dipenjara karena kasus pidana Cile punya masa kadaluarsa, tetapi setidaknya mereka tidak ingin apa yang mereka alami ditutupi. Itu menakutkan.
"Media memuat nama-nama kami - kami (dilihat sebagai) yang terburuk. Saya pikir seseorang berupaya membunuh saya - menaruh bom di kolong mobil saya, atau rem mobil saya akan dipotong di daerah pegunungan.
119 kasus pelecehan seksual"Hal-hal seperti ini terjadi di Cile di bawah kediktatoran Pinochet. Dan Karadima adalah seorang pendukung Pinochet - ia berteman dengan semua mantan jenderal Pinochet. Ia memiliki kekuatan besar - sampai saat ini."
Kini, Fernando Karadima berusia 88 tahun. Ia tinggal di sebuah biara dengan sebuah taman luas yang terletak di kawasan mewah Santiago.
Pada tahun 2011 Vatikan menyatakan ia bersalah atas pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, kadang-kadang dengan kekerasan.
Ia dijatuhi hukuman dengan menyendiri sembari berdoa, dan dilarang berhubungan dengan mantan anggota-anggota paroki, atau melakukan pelayanan publik.
Tapi mengapa pemrosesan kasus ini begitu lama? Apa yang menghambat Uskup Agung Santiago, Kardinal Francisco Javier Errazuriz, dalam melakukan penyelidikan gerejawi terhadap perilaku Karadima, padahal ia sudah menerima laporan pertama tentang pelecehan seksual setidaknya tujuh tahun sebelumnya?
"Sayangnya, saya menilai bahwa tuduhan itu tidak kredibel pada saat itu," katanya kepada media pada 2010.
Kasus Karadima ini mengguncang Cile. Kekesalan terhadap Gereja Katolik makin membara pada 2015. Kala itu, Paus Fransiskus menunjuk salah satu pemuka gereja, Juan Barros, sebagai uskup - seorang pria yang diduga melindungi Karadima.
Warga Cile sangat berang.
Para pengunjuk rasa menyambut kedatangan Paus ketika ia mengunjungi Cile pada Januari 2018.
Sikap Paus yang menyebut tuduhan terhadap Uskup Barros sebagai "fitnah" menimbulkan kemarahan yang sangat besar.
Setelah ia meninggalkan Santiago, Paus Fransiskus dipaksa untuk menanggapi para pemrotes, dan mengirim dua utusan ke Cile untuk menyelidiki kasus pelecehan seksual ini.
Bishop Juan BarrosUskup Juan Barros memimpin misa Minggu Palem pada bulan Maret 2018. (Getty Images)

Sejak saat itu krisis parah terjadi di Gereja Katolik. Utusan Vatikan membuat laporan sebanyak 2.300 halaman, dan Paus mengakui, "budaya pelecehan" di Cile. Lima uskup mengundurkan diri - termasuk Juan Barros.
Sementara itu, untuk pertama kalinya di Cile, jaksa sipil menyita dokumen gereja dalam serangkaian penggerebekan.
Kini, aparat Cile sedang menyelidiki 119 kasus pelecehan seksual dan upaya yang ditutup-tutupi oleh gereja. Sejauh ini sudah ada 178 korban yang teridentifikasi, hampir separuhnya adalah anak di bawah umur pada saat tuduhan pelecehan itu terjadi.
Uskup Agung Santiago, Kardinal Ricardo Ezzati, dipanggil oleh jaksa untuk bersaksi.
Meskipun penyelidikan telah diperluas tak hanya pada Fernando Karadima dan orang-orang kepercayaannya, komitmen otoritas Cile untuk memberi keadilan terhadap korban kekerasan seksual malah membuat korban-korban Karadima lainnya terus bermunculan.
Bulan lalu, Romo Francisco Javier Ossa Figueroa memberikan kesaksiannya selama dua jam kepada jaksa tentang apa yang terjadi padanya di El Bosque sejak akhir 1980-an dan seterusnya.
Francisco Javier Ossa Figueroa Pastor Francisco Javier Ossa Figueroa juga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan Karadima. (BBC)

"Sulit untuk menggali semuanya, tetapi saya tahu itu bisa membantu banyak orang. Anda memang harus berani, karena bukan hanya saya sebagai pendeta yang bersaksi - saya, Francisco, orang yang secara pribadi terluka oleh hal ini. Tapi saya merasa beban telah terangkat, dan bahwa saya tidak sendirian. "
Setelah beberapa pengakuan yang menggegerkan Gereja Katolik di Cile, Romo Francisco dipanggil untuk menemui Paus Fransiskus di Roma untuk membahas pengalamannya tentang pelecehan.
James Hamilton juga diundang ke Vatikan, bersama dengan dua pria lain yang juga telah berkontribusi menjatuhkan Fernando Karadima pada tahun 2011 - Jose Andres Murillo dan Juan Carlos Cruz.
Paus Fransiskus telah mengakui bahwa ia membuat, "kesalahan besar" dalam penilaiannya atas peristiwa di Cile, tetapi James Hamilton tidak terkesan.
Para korban pelecehan seksual Para korban pelecehan gereja Chile, Jose Andres Murillo (kanan), James Hamilton (tengah) dan Juan Carlos Cruz (kiri), dalam sebuah konferensi pers di Roma. (Getty Images)

"Paus tidak memberi tahu kami apa-apa. Ia tidak memberi tahu kami apa pun tentang apa yang akan ia lakukan, ia hanya meminta kami untuk mendoakannya."
Terapi yang dijalani Dr Hamilton selama bertahun-tahun telah membantunya pulih dari cobaan beratnya, tetapi ahli bedah yang berpengalaman ini mengatakan, ia mengorbankan banyak hal dengan mengumumkan pengalamannya kepada publik.
Akibatnya, ia bukan lagi seorang profesor universitas, atau dokter kepala bedah.
Apa yang ia inginkan adalah, Gereja Katolik mengungkapkan nama dan membuat malu orang-orang yang masih berkuasa dalam hierarki Katolik Cile. Dia ingin mereka bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan.
"Mereka nyaris membunuh hati saya, jiwa saya ... Ketika Anda membunuh jiwa - dan saya dapat mengatakan ini sebagai seorang dokter - Anda mulai membunuh tubuh Anda. Anak-anak yang telah dilecehkan akan hidup 20 tahun lebih sedikit, jadi apa yang kita bicarakan? Mereka adalah penjahat. "


Sumber: https://news.detik.com/bbc-world/d-4211184/kesaksian-korban-pelecehan-seks-pastor-chile-selama-puluhan-tahun


Pastor memaksa kami berenang telanjang dan dia menyentuh kami'

Hak atas foto Getty Images
Pemerintah Cile kini sedang menyelidiki lebih dari 30 anggota Gereja Katolik Roma atas tuduhan keterlibatan dalam melakukan pelecehan seksual atau upaya menutup-nutupinya.
Penyelidikan terhadap uskup, pastor dan pengurus gereja ini berlangsung menyusul kemunculan laporan dari lebih 260 orang yang mengaku korban, 67% di antara mereka masih anak-anak.
Kepala Gereja Katolik di Cile, Kardinal Ricardo Ezzati, terseret ke tengah pusaran skandal dengan tuduhan menutup-nutupi kasus dugaan pelecehan seksual.
Awal tahun ini, sebanyak 34 uskup dari Cile dipanggil ke Roma bersamaan dengan pernyataan Paus Fransiskus yang mengecam "budaya pelecehan dan menutup-nutupi".
Setelah mengemukakan pernyataan tersebut, Paus menerima pengunduran diri sebanyak lima uskup.
Wartawan BBC News Mundo,Constanza Hola, berbincang dengan dua mantan pelajar seminari yang mengklaim mengalami pelecehan. Hola juga berbicara dengan salah seorang uskup yang mengundurkan diri, Gonzalo Duarte, mantan kepala seminari kepausan di Valparaiso, Cile bagian tengah.
Hak atas foto beeandbee

Mauricio Pulgar

Mauricio Pulgar merupakan anggota kaum muda Katolik atau mudika pada 1993. Di masa itu, dia diundang menghadiri acara perenungan di sebuah kota kecil di Cile bagian tengah di bawah pengawasan Pastor M.
Suatu malam, sang romo menyuruh mereka berenang telanjang di kolam renang.
"Saya dan seorang teman menolak, namun Romo M memaksa kami. Dia berkata jika kami tidak melakukannya berarti kami punya masalah seksual," ujarnya kepada BBC Mundo.
"Pastor M masuk ke kolam dan menyentuh kami. Menurutnya, itu bagus untuk membangun kepercayaan dan percaya diri."
Hak atas foto Rawpixel
Image caption Romo M menyuruh sekelompok bocah pria telanjang dan berenang, kata Mauricio. “Kami pikir itu aneh, tapi dia meyakinkan kami itu hal yang bagus. Kami masih sangat muda..."
Dua bulan kemudian, Mauricio mulai menekuni studi untuk menjadi pendeta. Di seminari, dia mengaku juga mengalami pelecehan.
"Mereka memeluk saya dari belakang ... Jika saya menolak, mereka marah."
"Saya dirisak jika saya tidak mengizinkan mereka mencium saya."
Dia mengenang kejadian traumatik lainnya dengan Romo H, yang dia bantu di kota tetangga.
"Dia bertanya mengapa saya tidak mau 'diinisiasi'. Saya tidak paham apa maksudnya. Dia mengatakan heteroseksualitas tidak ada dan bahwa kita semua gay dan harus mencoba semuanya."
Uskup Gonzalo Duarte mengatakan dia sudah pernah mendengar bahwa Romo H "punya masalah homoseksualitas, namun laporan itu datang dari keuskupan lain yang bukan di bawah pengawasan saya," ujarnya kepada BBC sebelum mengundurkan diri, Juni lalu.
Hak atas foto Mauricio Pulgar
Image caption Mauricio Pulgar (kanan) mengaku diminta memutus hubungan dengan keluarganya. Dia diberitahu bahwa ibunya merasa "rendah diri" setelah berpisah dengan ayahnya.
"Romo H pernah meminta saya menginap di rumahnya," kata Mauricio. "Dia memberikan saya minuman dan saya mulai merasa mual. Dia bilang ke saya: 'Berbaringlah di ranjang saya, istirahatlah'."
"Saya pingsan dan terjaga oleh suara erangan. Dia sedang melecehkan saya. Saya mencoba mengangkat tangan dan kaki saya, tapi tidak bisa. Saya akhirnya bisa mengangkat satu tangan, tapi dia menangkapnya dan..."
Tangis Mauricio pecah.
"Dia lalu membuka laci penuh uang dan berkata bahwa saya telah menjadi bagian dari lingkarannya. Saya bilang saya tidak mau berada di dalam lingkarannya dan pergi."
Mauricio akhinya meninggalkan seminari, tapi dia memerlukan 20 tahun untuk membuka pengalamannya.
Pada 2013, dia mengajukan pengaduan ke pihak gereja.
"Memang ada investigasi, tapi kejahatannya tidak pernah ditemukan," kata Uskup Duarte, yang meyakini homoseksual adalah "dosa serius" tapi bukanlah kejahatan selama orang dewasa ikut terlibat.
Hak atas foto Sebastián del Río
Image caption "Perlu waktu sangat lama bagi saya untuk menyadari bahwa ini adalah pelecehan seksual," kata Sebastián del Río.

Sebastián del Río

Sebastián del Río sudah tahu cita-citanya adalah menjadi pendeta sejak usia 12 tahun. Pada 1999 dia masuk seminari setelah lulus dari sekolah menengah atas.
Dekan seminari tersebut adalah Romo M, orang yang dituduh memaksa Mauricio berenang telanjang enam tahun sebelumnya.
Menurut Sebastián, Romo M menjadi terobsesi dengannya.
"Dia biasa datang ke kamar saya untuk basa-basi. Saya mulai membuka pintu ketika dia datang, saya takut."
Suatu ketika dia melaporkan Romo M kepada uskup yang bertanggung jawab atas seminari tersebut. Oleh sang uskup, Sebastian diberitahu bahwa Romo M punya "masalah emosional".
"Saya bertanya apa maksudnya dan dia memberitahu bahwa Romo M telah jatuh cinta kepada saya."
Sang uskup mendorong Sebastián menghadapi Romo M.
"Saya pikir dia akan membantah semuanya, tapi dia mulai menangis. Dia bilang kepada saya bahwa dia tidak pernah bermaksud melukai saya."
Romo M akhirnya dipindahtugaskan. Namun, itu bukanlah akhir dari pengalaman buruknya, kata Sebastián.
Hak atas foto Reuters
Image caption Paus Fransiskus memanggil 34 uskup asal Cile ke Roma dan mengecam "budaya pelecehan dan menutup-nutupi."
Dia ingat kejadian lain. Sesaat setelah selesai belajar dia menuju kamar Uskup Duarte untuk berbincang mengenai penasbihannya.
"Kami sedang berbincang dan tiba-tiba dia setengah telanjang dan meminta saya membalurkan minyak antiperadangan di punggungnya. Itu sangat memalukan."
Uskup Duarte menepis telah melakukan kesalahan.
"Itu trik kotor," kata Duarte. Menurutnya, asistennya telah memintanya untuk menerima Sebastián karena hari itu "dia menangis".
Sebelum kejadian di kamar, kenang Duarte, dia telah memimpin sebuah prosesi yang panjang dan selagi di kamar dia meminta Sebastián membalurkan minyak ke punggungnya yang lelah selagi dia mendengarkan Sebastián.
"Itu saja!" cetus Duarte.
Akan tetapi, Sebastián menuduhnya turut campur dalam kariernya sehingga dia tidak pernah ditahbiskan.
Pada 2010, Sebastián melayangkan laporan resmi (yang dilihat BBC) berisi tuduhan terhadap Romo M dan Uskup Duarte. Akan tetapi, Sebastián tidak pernah menerima jawaban.
Uskup Duarte mengklaim dirinya tidak pernah menerima laporan itu.

BBC sudah menghubungi romo yang disebut dalam artikel ini, tapi tidak mendapat jawaban. Romo H kini bermukim di sebuah rumah tetirah, sedangkan Romo M masih aktif menjadi pendeta.
Daniel Pizarro berkontribusi pada laporan ini.

https://news.detik.com/bbc-world/d-4211184/kesaksian-korban-pelecehan-seks-pastor-chile-selama-puluhan-tahun
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar