KONFLIK GEREJA LOKAL VS MASYARAKAT (ADAT)
RUMAH WARGA DIROBOHKAN PT KRISTUS RAJA MAUMERE, KE MANA BISA BERLINDUNG?
PT Kristus Raja Maumere menggusur rumah warga.
Tanah sengketa ini milik kami, milik leluhur kami.
Kami masyarakat adat, sangat dilecehkan dengan penggusuran ini.
Motto kami, Tna ami, moret ami (tanah kami adalah kehidupan kami).
Kami lebih baik mati di atas tanah kami daripada kami menjadi kuli.
Ibu....Dewi Kartika (Sekretaris Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)
Apa masalah Tanah Hale?
Perusahan Belanda yang secara sepihak mengambil alih tanah msayarakat adat Tana Ai. Seiring perjalanan waktu perusahan Belanda angkat kaki dari sana lalu Gereja Katolik, lebih khusus Kongregasi SVD membeli tanah itu dari perusahan Belanda. Lalu tanah itu dipakai oleh Gereja katolik.
Keuskupan Maumere (PT Kristus Raja Maumere - KRISRAMA - ) dan Seminari Tinggi Ledalero berkonflik dengan masrakat tnah Ai berkaitan dengan Tanah di Nangahale, Talibura, Sikka. FLORES
Konflik Agraria menjadi masalah cukup pelik di Indonesia.
Masalah Agraria di Ngan hale sudah mulai tahun 1912. Tanah Masyarakat itu diambil
Masalah Nangahale ini merupakan kejahatan Agraria.
Reforma Agraria di Nangahale -
Pemulihan hak masyrakat
2010: HGU di Nanghale HGU terlantar (Tanah Terlantar). - Itu harus menjadi tanah yang diberikan kepada masyarakat.
TORA = pendekatan Top down
HGU tanah Nangahale harus dibatalkan seajuh cacat prosedural.
10 bidang HGU tanah Nangahale yang diterbitkan KAKANWIL pertanahan NTT harus dibatalkan karena cacat prosedural.
Dalam Gereja Katolik, ada pembaruan semangat Gereja terhafap tindakannya. Paus Fransiskus meminta maaf atas kesalahan Gereja di masa lampau yang merampas tanah masyarakat adat Kanada.
3. Pater Hubert Thomas Hasulie, SVD.
Gereja Lokal membeli tanah itu dari pemerintah / perusahan Belanda.
Orang Nagahale sudah lama ada. Tahun 1863 ada a pembaptisan swkitar 100 - an warga oleh misionaris yang datang dari Flores Tumur di Nangahale, juaga ada pemberkatan 15 pasangan pernikahan . Tahun 1912 boleh jadi warga lokal ini diusir ke tempat lain oleh Belanda.
Masalah tanah Nangahale ini adalah epresi ketidakmampuan Negara dalam mengurus Agraria.
Maslah nangahle merupakan efkek dari Gereja yang brbisnis tapi tidak memperhatikan Ajaran Sosial Gereja. (ASG). ASG selalu mengedepankan nilai-nilai luhur kemanusiaan, tidak hanya memperhatikan profit.
Pater Bolan, SVD , 10 % bisnisnya untuk anak Yatim Piatu.
Untuk Patiahu, diperuntukan bagi pendidikan Calon Imam.
Nangahale dan Patiahu.
Perpres No 62 tahun 2023: Masyarakat adat sebagai subyek hukum, subyek prioritas refrorma Agraria.
JPS, 3 Februari 2025.
*******
#3 Penjelasan Direktur PT Krisrama , Romo Epi Rimo Terkait Lahan HGU Nangahale, Sikka
https://www.youtube.com/watch?v=wYoUrY1oTZA
Luas lahan yang disengketakan 868,703 ha. Dari tnah seluas itu 543 ha sudah diserahkan kepada pemerintah Sikka agar bisa dibagikan kepada masyarakat, sedangkan 325 ha, itu yang diajukan HGU oleh PT KRISRAMA
Ada 120 (?) atau 170 (?) rumah yang dibersihkan.
______
Penggagas Perjuangan HGU Nangahale Angkat Bicara
783 ha Keuskupan Agung Ende mem=ngembalikan tanah itu kepada negara untuk dibagikan kepada masyarakat Tana Ai. Ketika terjasi Tsunami di Maumere tahun 1992 , orang orang Pula ditempatkan di Nangahale. Pemerintah kabupaten Sikka memberikan tanah seluas 20 ha kepada masyarakat dari Pulau - Pulau yang terdampak tusnami. Masyarakat Tana Ai merasa protes dengan kebijakan pemerintah Sikka ini, mereka dikasih tanah 20 ha, lalu kami mastarakat Tana Ai dapat apa?" tanya Bapak Muhamad Gobang.
********
++++++
********
KESAKSIAN P. YOSEF KUSI, SVD TENTANG KASUS HGU NANGAHALE SIKKA-NTT
https://www.youtube.com/watch?v=VGccxkacfx4
********
Masih dg Alex JEBADU SVD, berikut ini 👇
Berita UCA NEWS TIDAK LENGKAP, TIDAK PROPORSIONAL & BIASED.
--------------
Maaf. Tentang masalah HGU Nangahale, beberapa hari yg lalu org kirim informasi utk diberitkan oleh UNION OF CATHOLIC ASIAN NEWS (UCA NEWS) dlm bahasa Inggris yg hebat.
Setelah saya baca, isinya tdk lengkap, tdk proporsional dan sangat biased termasuk Uskup dituduh gusur umatNya sendiri, tdk manusiawi, tdk dialog dan tdk ada pendekatan yg manusiawi (yg semuanya tdk benar).
Dan diduga informasi ini dkirim oleh satu dua orang anggota SVD tanpa bicarakan bersama seluruh tarekat termasuk provinsial tapi nyelonong maju sendiri karena diduga marasa diri pintar dan tahu segala sesuatu tadi.
Nah untuk Anda yg ingin tahu saya kirimkan apa yg tlh sy kirim ke WA grup Provinsi SVD Ende
-------
Konfrater sekalian yg terksh.
Izinkan sy ikut nimbrung ya.
Boleh belah dada saya. Sy juga sgt mencitai umat apa lagi yg dianggap kecil dan miskin. Oleh tahbisan saya, api panggilan ini tak akan pernah padam dlm diri saya.
Soal tnah HGU Nangahale dan Pati Ahu, saya tahu persoalannya secara umum.
Salah satu hal yg paling dasar yg saya tahu adalah menurut UU atau Aturan Negara RI adalah sejak merdeka thn 1945 dari perampok Belanda, maka semua barang atau tanah yang pernah dimiliki oleh Belanda, entah Belanda dapat dgn beli atau rampok dari penduduk Nusantara sejak mereka tiba tahun 1596 di Batavia (skrg Jakarta), maka barang atau tanah yang Belanda beli atau rampok itu tidak bisa dikembalikan kepada rakyat Indonesia tapi menjadi milik negara atas nama seluruh rakyat Indonesia.
Mengapa tidak bisa dikembalikan kepada mereka? Ya karena aset-aset itu sudah lama dimiliki perampok Belanda dan masyarakat yg dulu jadi pemiliknya sudah silih berganti atau jumlah mereka sudah sangat banyak ketimbang dulu.
Bahkan, setelah ratusan tahun, ada warga yg sbenarnya pendatang dan bukan ahli waris dan bukan anggota suku setempat (Catatan: satu warga kemarin yg mantan biarawan itu juga bukan orang setempat tapi dari Flobatim).
Karena itu, pengembaliannya sgt sulit.
Kalau dikembalikan kepada masyarakat, kemungkinan akan ada konflik di antara mereka, antara lain karena siapa dapat apa dan dapat di mana.
Maka pemerintah RI putuskan yg terbaik: barang atau tanah bekas rampokan Belanda ini dijadikan milik negara saja atas nama seluruh rakyat Indonesia dan dikelola via mekanisme HGU (Hak Guna Usaha) . Kebijakan ini berlalu dari Sabang sampai Marauke.
Khusus untuk tanah Nangahale dan Patiahu, Negara beri HGU kepada Gereja sangat beralasan karena Gereja mendapatkannys dulu dengan beli dgn uang GULDEN dari perusahaan Belanda (note: bukti pembelian masih ada di arsip SVD ENDE hingga hari ini) dan Gereja bayar pajak tanah HGU ini tdk sedikit setiap tahun).
Nah hal2 detail sehubungan dgn perkembangan terakhir di lapangan, sy tdk terlalu tahu byk.
Tapi dari P Marsel Vande, yg kerja full time pd JPIC SVD Ende, sy diberitahu bahwa:
1. Sudah ada dialog dari hati ke hati dgn semua pihak sejak lama bhkan sudah sejak 10 tahun yang lalu memang.
2. Tahun lalu sdh ada kesepakatan dgn dimediasi pemerintah negara bhw tanah bekas rampokan Belanda ini dibagi dua: 1 bahagian A (sekitar 500 hektar) utk warga masyarakat dan 1 bagian B (sekitar 200 hektar) utk Gereja (sbg pewaris tanah ini yg telah dibelinya dgn Gulden dari perampok Belanda).
3. Tahun lalu sdh diminta supya warga masyarakat yg ada rumah di tanah bagian B dgn sukarela keluar dan bongkar sendiri rumah2 mereka. Sebahagian besar warga sdh lakukan itu dgn bebas dan suka rela. Tapi satu dua warga yg ulur2 waktu yg belum mau bongkar sendiri rumahnya hingga Januari 2025. Kelompok ini yg jadi masalah.
Ini info dari konfrater yg kerja full time di JPIC SVD. Kalau informasi dia tdk benar, maka saya jg ikut tdk benar.
Kalau informasi dari P Marsel Vande SVD yg kerja full time di JPIC SVD benar, maka berita UCA News di atas sgt tdk tidak lengkap, tidak proporsional dan sangat BIASED.
Kalau saya sebarluaskan berita yg tdk proporsional dan BIASED, saya ragu bahwa saya sedang memperjuangkan KERAJAAN ALLAH (krn saudara SVD kami yg lakukan ini juga klaim bhw mereka mau tegakan Kerajaan Allah dgn bela umat yg digusur) .
Perjuangan Kerajaan Allah tidak bisa ditempuh dgn cara buruk termasuk via berita yg tdk lengkap dan BIASED.
------------
APA ITU "BIASED"??
Rekan-rekan dosen dan sdr/i sekalian yg trksh.
Maaf, sy tdk bermaksud untuk menggurui. Masih ada follow up ttg Nangahale.
Dalam uraian says sebelummya, saya beberap kali pakai kata "biased".
Satu dua orang WA sy pribadi dan tanya apa mksd dari istilah itu.
Nah baiklah. Sy bantu utk yg membutuhkan pemahaman yg baik.
Menurut LONGMAN Dictionary of Contemporary English:
1. Kata benda BIAS (dibaca: bai:es) = is an opinion about whether a person or group or idea is good or bad which INFLUENCES how you deal with it (= Sebuah pendapat tentang apakan seorang atau satu kelompok orang atau ide itu baik atau buruk yang MEMPENGARUHI bagaimana arah yg ia pilih untuk mengelola masalah itu).
2. Kata kerja "to BIAS" (dibaca tu bai:es) = is to unfairly influence attitudes, choices or decision (= secara tidak fair atau secara tidak adil mempengaruhi sikap, pilihan atau keputusan tertentu sesuai yg diinginkan). Hmm... Itu berarti orang cenderung subyektif terhadap sesuatu dan tdk obyektif.
3. Kata sifat "BIASED" (dibaca: bai:esd) = Entry 1) unfairly preferring one person or group over another (= Sebuah sikap atas dasar kesukan, orang lebih memilih utk memihak satu orang atau satu kelompok orang daripada kelompok orang yang lain. Entry 2) A person or group of is more interested in a particular thing than in another (= orang atau satu kelompok orang yg lebih berminat terhadap satu hal dengan mengabaikan alias buta tutup mata terhadap hal yg lain.
Hmm...kalau orang memilih dan memihak sesuatu atas dasar KESUKAAN, biasanya orang itu cenderung mengabaikan KEBENARAN dan tanpa sadar orang akan memelintir, menyembunyikan data yg lain yg dia tidak suka atau memanipulasi data atau informasi dalam rangka menggoalkan pilihan yg dia suka.
Dan kalau sebuah pilihan dibuat atas dasar suka dan tidak suka (like and dislike) maka sifatnya subyektif dan cenderung abaikan kebeberan dan keadilan.
Kalau kita bermisi dengan cara seprti ini, maka itu bukan misi Allah, bukan misi Kristiani, dan bukan cara misi kaum cendekiawan yg seharusnya menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan.
Kita tdk bisa memperjuangkan keadilan dgn cara yg tidak adik. Itu contradictory.
Atas dasar ini, tidsk berlebihan kalau saya katakan kemarin bahwa isi berita UCA NEWS sangat BIASED. Tapi catatan: yang biased itu bukan UCA NEWS dan bukan pula reporter UCA NEWS tapi orang yang SUAPKAN informasi yg biased itu ke UCA NEWS.
Kita mohon pertobatan. Tahun 2025 adalah tahun Yubileum, tahun chairos, tahun berahmat, tahun berkat, tahun pengampunan. Tapi spy ada pengampunan kita mesti jujur akui error dan akui kelemahan manusiawi kita. Trmksh.
P Dr Alexander Jebadu SVD
Diskusi WA grup dosen IFTK Ledalero Maumere
TRMKSH
P Dr Alexander Jebadu SVD
Dosen IFTK LedalerLedale
Berikut ini ALEX JEBADU SVD, misiolog ttg tanah di Nangahale 👇
MENGAPA GEREJA MATI2AN MILIKI NANGAHALE???
Para konfrater/rekan-rekan dosen/ sdr/i sekalian yg terkasih.
Maaf. Masih lanjutkan cuap2 soal tanah HGU Nangahale.
Sejak Minggu lalu banyak orang melontarkan pertanyaan macam-macam.
Antara lain: mengapa Gereja mati-matian pertahankan tanah Nangahale? Atau utk apa Gereja miliki tanah besar-besar seperti itu? Untuk Gereja berbisnis?
Bahkan bebarapa pastor SVD yg sedang misionaris di luar negeri ikut juga bertanya: mengapa kita miliki tanah HGU Patiahu kalau memang tanah itu bermasalah? Tdk ada alternatif lain lagi kah utk bisa hidup?
Nah, sebagai seorang yg studi teologi misi Gereja saya tanggapi sebisa saya.
---------
Kalau kita perhatikan, dan kalau kita belajar sejarah masa lalu, sepak terjang karya misi Gereja dulu itu sangat diwarnai oleh ETOS (=semangat, spirit) bangsa dari mana misionaris Gereja itu datang dari Eropa.
Serikat misi Gereja yang lahir di Spanyol dan Portugal misalnya sangat kuat devosi-devosi termasuk devosi kpd santu santu. Patung-patung didirikan di mana-mana. Sedangkan misi di bidang sosial ekonomi dgn beli tanah, buka sawah, buka sekolah tukang kayu, sekolah peternaka itu kurang dpt penekanan.
SVD yang lahir di Jerman, sangat berbeda dgn tarekat-tarekat lain di dlm Gereja Katolik.
Svd didirikan oleh pendiri orang Jerman di negara Jerman yg SDA dan SDM-nya sudah tinggi dari dulu, dan umatnya sangat dermawan dari kelimpahan mereka.
Bapa Arnoldus Janssen, sambil tetap berprinsip "untuk keperluan misi uang ada di saku umat", juga telah didik tarekat SVD sejak awal supaya kuat " self-suffience" alias harus tetap kuat usaha sendiri juga (kemandirian).
Karena etos inilah, tidak sperti tarekat-tarekat lain dalam Gereja Katolik, Bapa Arnoldus Janssen selalu dirikan pusat biara atau pusat misi SVD di TENGAH HUTAN di mana tanah masih murah dan luas untuk tanam ubi sendiri, tanam sayur sendiri, tanam jagung sendiri, piara babi sebdiri, sapi sendiri, kambing, ayam sendiri dan telur ayam sendiri untuk biaya misi penginjilan termasuk untuk makan minum para calon misionaris tarekatnya.
Itu sebanya, pusat misi di Jerman St Arnoldus Jannaeb tdk dirikan di tengah Kota Berlin, di Kota Bonn atau Kota Koln tapi ia pilih HUTAN di antara Kota Bonn dan Kota Koln yaitu tempat yg saat ini menjadi SANK AGUSTIN.
Hal yang sama dengan Techny sebagai pusat rumah misi SVD di AS tidak pilih kota Chicago (kota besar kedua di AS stelah New York tapi pilih TECHNY sebuah tempat hutan saat itu yg letaknya 30 km di luar kota Chicago),Seminari Tinggi pertama di Flores tdk pilih kota Bajawa tapi pilih Hutan Mataloko, tdk pilih Maumere tapi pilih Nita di Ledalero, untuk Seminari menengah tdk pilih kota sumpek Larantuka tapi pilih Hutan luas di Hokeng,tdk pilih Atambuat tapi pilih hutan Lalian/ Nenuk, tdk pilih kota Ruteng tapi pilih hutan lembah Kisol dstnya.
Tujuannya apa? Jawabannya adalah untuk dapat tempat luas untuk tanam Ubi dan piara babi sapi serta ayam sendiri untuk biaya karya misi Allah sambil harapkan hati dermawan dari umat.
Tanah Nangahale dan Patiahu, sebelum menjadi tanah HGU stlh Indonesia merdeka thn 1945, dibeli SVD dengan uang GULDEN (mata uang Belanda waktu itu) dari perusahaan Belanda untuk kepentingan missio Dei / misi Allah.
Tanah Nangahale dibeli untuk tanam Ubi dan piara babi, sapi dan ayam untuk suplai sendiri makan minum bagi para calon missionaris imam diosesan Senusatenggara di Ritapiret dan tanah Patiahu dibeli dari perusahaan Belanda untuk tanam ubi, piara sapi, babi dan ayam untuk isi usus 🤣🤣 alias untuk suplai makan minum dari para calon missionaris SVD bagi misi Gereja sedunia) di LEDALERO.
Dari studi tentang model karya misi tarekat2 religius, hanya SVD yg punya strategi misi seperti ini yg diwariskan dari St Arnoldus Janssen.
Sewaktu St Arnoldus Janssen cari tempat untuk rumah student SVD Jerman yg mau studi teologi di Kota Roma, banyak orang tawarkan rumah di sekitar Vatikan. Bapa Arnoldus tdk mau. Sebaliknya dia pilih lahan luas di hutan yang berada di luar tembok kuno kota Roma (FUORI DI MURO) yg menjadi Pusat Jenderalat Svd srkarang ini.
Di Roma, mungkin hanya SVD saja yang mempunyai rumah dengan pekarangan yg luas sampai ada hutan cemara di sekelilingnya dan dilindungi sbg salah satu paru2 kota Roma.
Ini hasil dari Otak Jenius seorang putera Jerman St Arnoldus Janssen dan diikuti oleh SVD anak buahnya sewaktu mereka bermisi di seluruh dunia termasuk di Flores, termasuk di Maumere, dengan beli tanah Nangahale dan tanah Patiahu yg dijual oleh penjajah Belanda kala itu untuk suplai makan minum para calon missionaris di Ritapiret dan di Ledalero yang nanti Melayani umat Allah.
Romo2 SVD dan Romo2 di Flores yang Anda kenal dan sedang layani Anda telah diberi makan PERUTNYA oleh tanah Nangahale dan Patiahu yg diberi oleh SVD anak buah St Arnoldus Janssen dari Jerman.
Dan ini INI BUKAN BISNIS seperti yg dituduhkan atau di salahmengerti oleh byk orang.
Sebaliknya, ini karya Misi keselamatan dari Allah via SVD - via Gereja termasuk saat ini via Gereja Keuskupan Maumere.
Yg persoalkan tanah HGU Nangahale dan Tanah HGU Patiahu lawan karya Allah sendiri. Hati-hati!!
Semua Umat Katolik, pater2 dan romo2 Gereja Nusa Tenggara seharusnya BERSYUKUR dan BERTERIMAKASIH karena Gereja Katolik Nusa Tenggara telah dibangun, didesain dan diletakkan dasar-dasarnya oleh sebuah tarekat misi dgn ETOS misi Gereja Jerman via seorang puteranya yaitu St Arnoldus Janssen. Jangan menjadi seprti kacang lupa kulit. Terkutuk nanti. Ingat kacang yg sombong lupa kulitnya sendiri lalu tinggal di dalam karung akan dimasak jadi sayur. Karena itu, Hati-hati.
Trmksh
P. Dr Alexander Jebadu SVD
Dosen IFTK Ledalero 1/2/2025
______
Suku - suku yang memperjuangkan haknya di Nangahale: Soge, Natarmage dan Goban Runut-Tana Ai di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
________
Berikut ini ALEX JEBADU SVD, misiolog ttg tanah di Nangahale 👇
MENGAPA GEREJA MATI2AN MILIKI NANGAHALE???
Para konfrater/rekan-rekan dosen/ sdr/i sekalian yg terkasih.
Maaf. Masih lanjutkan cuap2 soal tanah HGU Nangahale.
Sejak Minggu lalu banyak orang melontarkan pertanyaan macam-macam.
Antara lain: mengapa Gereja mati-matian pertahankan tanah Nangahale? Atau utk apa Gereja miliki tanah besar-besar seperti itu? Untuk Gereja berbisnis?
Bahkan bebarapa pastor SVD yg sedang misionaris di luar negeri ikut juga bertanya: mengapa kita miliki tanah HGU Patiahu kalau memang tanah itu bermasalah? Tdk ada alternatif lain lagi kah utk bisa hidup?
Nah, sebagai seorang yg studi teologi misi Gereja saya tanggapi sebisa saya.
---------
Kalau kita perhatikan, dan kalau kita belajar sejarah masa lalu, sepak terjang karya misi Gereja dulu itu sangat diwarnai oleh ETOS (=semangat, spirit) bangsa dari mana misionaris Gereja itu datang dari Eropa.
Serikat misi Gereja yang lahir di Spanyol dan Portugal misalnya sangat kuat devosi-devosi termasuk devosi kpd santu santu. Patung-patung didirikan di mana-mana. Sedangkan misi di bidang sosial ekonomi dgn beli tanah, buka sawah, buka sekolah tukang kayu, sekolah peternaka itu kurang dpt penekanan.
SVD yang lahir di Jerman, sangat berbeda dgn tarekat-tarekat lain di dlm Gereja Katolik.
Svd didirikan oleh pendiri orang Jerman di negara Jerman yg SDA dan SDM-nya sudah tinggi dari dulu, dan umatnya sangat dermawan dari kelimpahan mereka.
Bapa Arnoldus Janssen, sambil tetap berprinsip "untuk keperluan misi uang ada di saku umat", juga telah didik tarekat SVD sejak awal supaya kuat " self-suffience" alias harus tetap kuat usaha sendiri juga (kemandirian).
Karena etos inilah, tidak sperti tarekat-tarekat lain dalam Gereja Katolik, Bapa Arnoldus Janssen selalu dirikan pusat biara atau pusat misi SVD di TENGAH HUTAN di mana tanah masih murah dan luas untuk tanam ubi sendiri, tanam sayur sendiri, tanam jagung sendiri, piara babi sebdiri, sapi sendiri, kambing, ayam sendiri dan telur ayam sendiri untuk biaya misi penginjilan termasuk untuk makan minum para calon misionaris tarekatnya.
Itu sebanya, pusat misi di Jerman St Arnoldus Jannaeb tdk dirikan di tengah Kota Berlin, di Kota Bonn atau Kota Koln tapi ia pilih HUTAN di antara Kota Bonn dan Kota Koln yaitu tempat yg saat ini menjadi SANK AGUSTIN.
Hal yang sama dengan Techny sebagai pusat rumah misi SVD di AS tidak pilih kota Chicago (kota besar kedua di AS stelah New York tapi pilih TECHNY sebuah tempat hutan saat itu yg letaknya 30 km di luar kota Chicago),Seminari Tinggi pertama di Flores tdk pilih kota Bajawa tapi pilih Hutan Mataloko, tdk pilih Maumere tapi pilih Nita di Ledalero, untuk Seminari menengah tdk pilih kota sumpek Larantuka tapi pilih Hutan luas di Hokeng,tdk pilih Atambuat tapi pilih hutan Lalian/ Nenuk, tdk pilih kota Ruteng tapi pilih hutan lembah Kisol dstnya.
Tujuannya apa? Jawabannya adalah untuk dapat tempat luas untuk tanam Ubi dan piara babi sapi serta ayam sendiri untuk biaya karya misi Allah sambil harapkan hati dermawan dari umat.
Tanah Nangahale dan Patiahu, sebelum menjadi tanah HGU stlh Indonesia merdeka thn 1945, dibeli SVD dengan uang GULDEN (mata uang Belanda waktu itu) dari perusahaan Belanda untuk kepentingan missio Dei / misi Allah.
Tanah Nangahale dibeli untuk tanam Ubi dan piara babi, sapi dan ayam untuk suplai sendiri makan minum bagi para calon missionaris imam diosesan Senusatenggara di Ritapiret dan tanah Patiahu dibeli dari perusahaan Belanda untuk tanam ubi, piara sapi, babi dan ayam untuk isi usus 🤣🤣 alias untuk suplai makan minum dari para calon missionaris SVD bagi misi Gereja sedunia) di LEDALERO.
Dari studi tentang model karya misi tarekat2 religius, hanya SVD yg punya strategi misi seperti ini yg diwariskan dari St Arnoldus Janssen.
Sewaktu St Arnoldus Janssen cari tempat untuk rumah student SVD Jerman yg mau studi teologi di Kota Roma, banyak orang tawarkan rumah di sekitar Vatikan. Bapa Arnoldus tdk mau. Sebaliknya dia pilih lahan luas di hutan yang berada di luar tembok kuno kota Roma (FUORI DI MURO) yg menjadi Pusat Jenderalat Svd srkarang ini.
Di Roma, mungkin hanya SVD saja yang mempunyai rumah dengan pekarangan yg luas sampai ada hutan cemara di sekelilingnya dan dilindungi sbg salah satu paru2 kota Roma.
Ini hasil dari Otak Jenius seorang putera Jerman St Arnoldus Janssen dan diikuti oleh SVD anak buahnya sewaktu mereka bermisi di seluruh dunia termasuk di Flores, termasuk di Maumere, dengan beli tanah Nangahale dan tanah Patiahu yg dijual oleh penjajah Belanda kala itu untuk suplai makan minum para calon missionaris di Ritapiret dan di Ledalero yang nanti Melayani umat Allah.
Romo2 SVD dan Romo2 di Flores yang Anda kenal dan sedang layani Anda telah diberi makan PERUTNYA oleh tanah Nangahale dan Patiahu yg diberi oleh SVD anak buah St Arnoldus Janssen dari Jerman.
Dan ini INI BUKAN BISNIS seperti yg dituduhkan atau di salahmengerti oleh byk orang.
Sebaliknya, ini karya Misi keselamatan dari Allah via SVD - via Gereja termasuk saat ini via Gereja Keuskupan Maumere.
Yg persoalkan tanah HGU Nangahale dan Tanah HGU Patiahu lawan karya Allah sendiri. Hati-hati!!
Semua Umat Katolik, pater2 dan romo2 Gereja Nusa Tenggara seharusnya BERSYUKUR dan BERTERIMAKASIH karena Gereja Katolik Nusa Tenggara telah dibangun, didesain dan diletakkan dasar-dasarnya oleh sebuah tarekat misi dgn ETOS misi Gereja Jerman via seorang puteranya yaitu St Arnoldus Janssen. Jangan menjadi seprti kacang lupa kulit. Terkutuk nanti. Ingat kacang yg sombong lupa kulitnya sendiri lalu tinggal di dalam karung akan dimasak jadi sayur. Karena itu, Hati-hati.
Trmksh
P. Dr Alexander Jebadu SVD
Dosen IFTK Ledalero 1/2/2025
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar