Senin, 21 Juni 2021

TRINITAS

 TRINITAS


Trinitas

Allah itu satu hakekadnya tetapi terdiri dari 3 pribadi, yaitu Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Bapa: Pencipta langit dan bumi (Mat 11:25) = (mirip) dengan  "Dia (Sang Sabda = Yesus)   sudah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya  (Yoh 1: 10).

Dia (Yesus) akan dinamai Imanuel yang berarti Allah menyertai kita (Matius 1: 23) mirip  dengan penghibur yang lain yaitu Roh Kudus  yang menyertai kamu selama-lamanya (Yoh 14:16; 26).


Aku keluar dan datang dari Bapa (Yoh 8:42)

"Roh Tuhan ada pada-Ku 1 , o  oleh sebab Ia telah mengurapi Aku 2 , untuk menyampaikan kabar baik p  kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku.

(Luk4:18)


(JPS, 15 Juni 2022)



__

 MEMBUAT TANDA SALIB ✝️


Pak Wily, Pak Herman, dan Pak Teddy duduk dan mau makan bersama.


Sebagai orang Katolik yang taat, mereka pun berdoa. Ketiganya membuat tanda salib. 


Pak Wily mengucapkan, 

Atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus


Pak Herman mengucapkan, 

Demi nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus


Pak Teddy mengucapkan,

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus


Pertanyaannya, teks doa siapa yang benar? 


Pak Willy bilang, Bapak saya guru mengajari saya, pakai

 Atas nama.....


Pak Herman bilang, 

Bapak saya anggota Dewan Paroki, mengajari saya, 

Demi nama.....


Pak Teddy bilang, Bapak saya Prodiakon mengajari saya, 

Dalam nama...


Dalam sebuah pertemuan, Pak Goris Keraf yang Profesor Bahasa Indonesia dan dulu dosen di Universitas Indonesia membedakan arti kata :

Atas dan Demi 


Atas berarti mewakili seseorang. 

Misalnya, atas nama bupati. 


Demi, digunakan dalam sebuah sumpah. 


Juga Pater Niko Hayon yang Doktor Liturgi dan dulu Dosen Liturgi menjelaskan kata "dalam"  saat kita membuat tanda salib. Artinya:

 Masuk dan bersatu dengan kesatuan Bapa, Putera dan Roh Kudus. 


Membuat tanda salib bukan untuk mewakili Bapa, Putera dan Roh Kudus. 


Maka hindari penggunaan kata Atas.


Membuat tanda salib, bukan juga untuk bersumpah. Hindari penggunaan kata Demi


Maka yang benar adalah : "

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus."


Ketika membuat tanda salib, kita menyatakan iman kita kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus. 


Hidup kita bersifat Trinitaris. 

Hidup dalam cinta Tritunggal. 


Hidup dalam cinta Bapa yang mencipta, hidup dalam cinta Putera yang menebus dan hidup dalam cinta Roh Kudus yang menghidupkan. 


Dalam Injil Yesus berkata: 

Baptislah mereka Dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.


Bukan baptislah mereka atas nama atau demi nama.


Hari minggu kemarin 12 Juni 2022 , 

Kita merayakan pesta Allah Tritunggal Mahakudus, Bapa dan Putera dan Roh Kudus. 


Peran Tritunggal dalam hidup kita, sudah kita rayakan dalam tiga pesta gerejani. 


Ketika merayakan Pesta Natal, kita merayakan Cinta Bapa yang mengutus Puteranya ke dunia untuk menyelamatkan manusia. 


Ketika merayakan Pekan Suci dan Paskah, kita merayakan cinta Putera yang menderita lalu bangkit untuk menyelamatkan manusia. 


Minggu lalu kita merayakan Pentakosta. 

Kita merayakan cinta Roh Kudus yang menghidupi dan menyelamatkan manusia. 


Mari kita satukan, kita merayakan cinta Bapa, cinta Putera dan cinta Roh kudus.


Selamat merayakan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus!


"UNA SUBSTANTIA, TRES PERSONAE"

(Satu hakekat, tiga pribadi)


Berkah Dalem Gusti.🙏

Sumber: WAG _ Keluarga Manggarai Harapam Indah

https://web.whatsapp.com/


______



Ajaran Trinitas  dalam  Kitab Suci:

Dalam Injil Markus

Markus 1: 9 - 11.

Dalam peristiwa Pembaptisan Yesus ini ada konsep Trintinitas  via  k3hadiran 3 pribadi, yakni  Yesus  sebagai Allah Putra,  Roh seperti burung merpati dan  Bapa  via suara dari Sorga : "Engkaulah Anak-Ku n  yang Kukasihi 6 , kepada-Mulah Aku berkenan.

1:9 Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret k  di tanah Galilea, dan Ia dibaptis 4  di sungai Yordan oleh Yohanes. l  1:10 Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati m  turun ke atas-Nya 5 1:11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku n  yang Kukasihi 6 , kepada-Mulah Aku berkenan. o "


Dalam Injil  Lukas

Luk  3: 21: 22

Dalam peristiwa Pembaptisan   Yesus, ada 3 pribadi, yakini Yesus, Roh Kudus dan Bapa  via  suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku i  yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan. j "


 3:21 Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, g  terbukalah langit 3:22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya 3 . h  Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku i  yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan. j "

Dalam Injil  Matius

Mat 3:13-17. Nas  ini berbicara  tentang Pembaptisan  Yesus  di sungai Yordan. Di situ ada Yesus, Roh Allah (Kudus)  dan  suara dari  langit yang diyakini sebagai  Bapa. Jadi dalam peristiwa pembaptisan itu  ada tiga pibadi, yakni  Bapa ( via  suara: "Inilah Anak-Ku t  yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" ; lalu ada Roh Allah (Kudus) dan  Allah Putra (Yesus).


Dalam Injil  Yohanes: 

Yoh 20:21-21


Yoh 20:21Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."

Yoh 20:22Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.

JPS, 28 , 29 April 2022




https://www.youtube.com/watch?v=FjlCXsDILFs&t=211s

KULIAH UMUM "ALLAH TRITUNGGAL" Oleh MGR. PROF. ADRIANUS SUNARKO O.F.M Kamis 30 April 2020






_______

https://www.youtube.com/watch?v=27Ui8K6V82Q

TUHAN itu ESA, bagaimana dengan TRINITAS?



Tertulianus:  Tres personae, una substantia (tiga persona, satu substansi /  hakekad)

Kata Allah dalam Bahasa Ibrani:  Elohim  menggunakan bentuk plural tetapi dengan kata kerja singular., hal ini saja menunjukkan keesaan Allah yang sangat kompleks. 





________

https://web.whatsapp.com

https://www.youtube.com/watch?v=1I9FeAwUrU4/

Pendeta Gilbert Lumoindong membahas tentang memahami Tritunggal dengan mudah


HOSANA (Ibrani) = Please help me = Tolong bantu saya



https://www.youtube.com/watch?v=epO2F4HvJXQ

ALLAH TRITUNGGAL ~ ALLAH ANAK | STEPHEN TONG






_________________________________________________________________

Begini Penjelasan Konsep Tritunggal - Bpk. Bambang Noorsena

https://www.youtube.com/watch?v=5f1zbJGEwQo&t=614s



_______________

Maksud Tritunggal-Bambang Noorsena

https://www.youtube.com/watch?v=zDgVc2jjXV0



____________________

TAUHID TRINITAS _  BAMBANG NOORSENA

https://www.youtube.com/watch?v=Uic0LWjw3Gg




__________________________


TANTANGAN MEMAHAMI ALLAH TRITUNGGAL

By: Dimas Anugrah dalam “ Yesus  dan Celana Kolor”

 

 Allah Tritunggal. Kita sering mendengar istilah tersebut dalam perjalanan iman kita. Lazim kita dengar pula, Allah yang Esa tetapi yang menyatakan diri dalam tiga Pribadi itu merupakan salah satu doktrin Kristen yang paling sukar dipahami dalam iman Kristen. Pengertian seperti ini memang tampak sulit diterima oleh akal, tetapi doktrin Allah Tritunggal adalah kebenaran yang dinyatakan dalam Kitab Suci dan tidak dapat dihindari oleh umat. Doktrin ini merupakan kebenaran yang melampaui rasio manusia, atau bersifat suprarasional, bukan irasional. Doktrin Tritunggal merupakan kebenaran yang melampaui rasio manusia, atau bersifat suprarasional, bukan irasional. Meski istilah “Tritunggal” sendiri tidak pernah muncul dalam seluruh Alkitab, tetapi secara keseluruhan isi Kitab Suci menunjukkan kepada kita sebuah konsep yang jelas mengenai Allah yang memiliki tiga Pribadi (lihat Kejadian 1:26; Matius 3:16:17-18; 28:19; Yohanes 14:16-17, 28; Roma 8:11; 2 Korintus 13:13; 1 Timotius 1:1-2; 1 Petrus 1:1-2; 1 Yohanes 5:7-8). Doktrin ini tidak berasal dari mitologi Yunani-Romawi, seperti yang dituduhkan pihak tertentu. Mereka yang menuduh demikian pada umumnya menggugat konsep dwinatur Yesus Kristus—Allah seutuhnya dan manusia seutuhnya—dengan menyatakan konsep ini dinilai mirip dengan mitologi kuno. Namun, jika ditelaah lebih detail, perbedaan antara ajaran Kristen dan mitologi kuno cukup banyak, salah satunya adalah monoteisme versus politeisme. Seperti yang dikatakan C.S. Lewis, kemiripan yang ada juga tidak selalu membuktikan keterkaitan antara ajaran Kristen dan mitologi kuno. Beberapa Tantangan dan Jawabannya Sepanjang sejarah gereja telah muncul berbagai ajaran menyimpang yang berkaitan dengan doktrin Allah Tritunggal, dan secara umum terdapat dua pandangan yang menggugat doktrin ini. Yang satu menganggap Allah Tritunggal sebagai tiga Allah; yang lain menganggap Allah hanya satu, tetapi bisa hadir dalam tiga keadaan yang berbeda. Bahkan, beberapa pihak menganggap orang-orang Kristen mempercayai tiga Tuhan, yang terdiri dari Allah, Yesus, dan Maria (tentu pandangan ini keliru, sebab Kitab Suci dengan gamblang menekankan keesaan Allah, dan tidak A 48 pernah menempatkan Bunda Maria sebagai Tuhan). Alkitab memperkenalkan Allah sebagai Allah yang Esa, seperti tertulis dalam Ulangan 6:4, “TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa.” Pengertian ini menunjukkan bahwa iman Kristen tidak mengimani politeisme, atau kepercayaan yang mengakui dan menyembah banyak dewa. Terlebih, kekristenan juga bertumbuh dalam konteks religius Yahudi yang monoteistik. Namun, doktrin Tritunggal bukan penolakan atau revisi terhadap monoteisme, melainkan penjelasan yang lebih lengkap, bahwa Allah yang Esa itu menyatakan diri sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dalam upaya menjelaskan Allah Tritunggal, untuk menerangkan bagaimana sesuatu yang satu itu tiga dan sebaliknya, biasanya dikembangkan analogi-analogi yang menggunakan unsur atau materi duniawi di sekitar kita. Konon, Santo Patrick di Irlandia pada masa silam menggunakan daun semanggi (shamrock) berhelai tiga untuk melukiskan Tritunggal. Sejumlah analogi lain yang populer menggunakan unsur-unsur telur, air, bahkan manusia. Namun, analogi-analogi itu pun memiliki keterbatasan untuk memahami seutuhnya hakikat Allah Tritunggal. Hingga kini, tiada analogi yang dapat dipakai secara memadai untuk menjelaskan konsep Tritunggal, karena memang doktrin Tritunggal itu unik dan terkait dengan hakikat Allah Pencipta Alam Semesta, tidak mungkin ada analogi yang dapat menjelaskan seluruh wahyu Alkitab tentang Allah Tritunggal. Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwa banyak hal dalam ciptaan tampak mencerminkan Allah Tritunggal. Sebagai contoh, kejamakan dan ketunggalan manusia selaras dengan Tritunggal (Kejadian 1:26-27; bdk. 2:24). Itu juga tercermin dari keragaman dan kesatuan jemaat, di mana kebinekaan karunia rohani bagi tubuh Kristus menunjukkan bahwa berbagai pelayanan berasal dari satu Tuhan (1 Korintus 12:7-11), dan beragam karunia rohani berasal dari Roh Kudus, termasuk berbagai pekerjaan ajaib berasal dari Bapa (1 Korintus 11:4-6). Sebagaimana karunia rohani tidak bisa dipisahkan dari pelayanan dan karya Allah yang ajaib, demikian pula antar-Pribadi dalam Tritunggal tidak terpisahkan. Karena doktrin Tritunggal itu unik dan terkait dengan hakikat Allah, tidak mungkin ada analogi yang dapat menjelaskan seluruh wahyu Alkitab tentang Allah Tritunggal. Tantangan lainnya, seperti yang sempat disebutkan di atas, adalah pandangan yang keliru tentang Allah Tritunggal, yaitu “Tritunggal yang dipahami sebagai keesaan pribadi.” Ada yang beranggapan bahwa Bapa adalah Putra dan Putra adalah Roh Kudus. Yang membedakan hanyalah 49

 

waktu dan tugas. Dalam Perjanjian Lama yang bekerja adalah Bapa, sedangkan dalam Perjanjian Baru yang bekerja adalah Putra dan Roh Kudus. Lantas, Bapa menjadi Yesus untuk karya keselamatan, dan Yesus adalah Roh Kudus yang turun dari sorga. Pandangan ini keliru. Sejak abad pertama pandangan semacam ini sudah ditentang oleh Bapa-bapa gereja. Sebab, yang tunggal bukanlah pribadi Allah, melainkan hakikat-Nya. Perbedaan antar-Pribadi terlihat jelas pada saat Pribadi-pribadi itu berkomunikasi atau terlibat dalam relasi. Di sisi lain, mungkin tidak sedikit orang Kristen yang beranggapan penciptaan hanya berkaitan dengan Bapa, karya penebusan hanya berkaitan dengan Putra, dan pengudusan hanya berkaitan dengan Roh Kudus. Ajaran ini melihat karya masing-masing Pribadi dalam Allah Tritunggal itu memiliki tugas sendiri yang terpisah dari lainnya. Konsep ini tidak tepat. Sebab, baik Bapa, Putra, maupun Roh Kudus terlibat dalam penciptaan (Kejadian 1:1-2; Mazmur 104:30; Yohanes 1:3). Begitu pula dengan karya penebusan: Bapa memilih umat-Nya (Efesus 1:5-6) dan mengutus Putra-Nya (1 Yohanes 4:10); Sang Putra menyelesaikan karya penebusan (Yohanes 19:30); Roh Kudus menerapkan dan memeteraikan penebusan itu dalam hati umat pilihan (Roma 5:5). Tantangan lainnya adalah tuduhan bahwa “doktrin Allah Tritunggal baru dirumuskan pada abad ke-4 Masehi dan merupakan produk politis.” Tuduhan tersebut menyatakan, sejak Kaisar Romawi bernama Konstantinus menganut iman Kristen, gereja melakukan konsili-konsili untuk menciptakan doktrin-doktrin baru. Salah satunya adalah doktrin Tritunggal. Tuduhan semacam ini tidak berdasar. Sebab, istilah “Tritunggal” sendiri sudah muncul dan didiskusikan sejak abad ke-2 Masehi oleh Bapa Gereja Tertulianus. Bapa-bapa Gereja dari abad ke-2 dan ke-3 beberapa kali menegaskan doktrin ini. Semua dilakukan sejak umat Kristen di wilayah Kekaisaran Romawi masih dianiaya. Jadi, yang sesungguhnya terjadi adalah konsili-konsili gereja pada abad ke-4 Masehi hanya mengukuhkan apa yang sudah diimani umat selama beberapa abad sebelumnya oleh mayoritas gereja. Pengukuhan ini dilakukan untuk menyolidkan pemahaman iman gereja yang tengah diserang berbagai aliran bidat di sekitar kekristenan. Pada akhirnya, kita mengetahui posisi doktrin Tritunggal begitu sentral dalam iman Kristen. Sejak gereja lahir, umat mengimani Allah sebagai persekutuan Tiga yang Sempurna, dan ketiganya adalah Esa. Doktrin Allah Tritunggal menempatkan kekristenan secara unik di antara agama-agama lain. Iman Kristen memang dilandaskan pada kepercayaan kepada Allah Tritunggal dan inkarnasi 50 Putra Allah. Tanpa mengakui keduanya, maka pemahaman iman Kristen kita belum solid dan memadai. Meski kita tidak dapat memahami secara sempurna hakikat Allah Tritunggal, kita tetap diundang untuk mengimani Allah yang luar biasa itu. Realitas ini membuat kita makin yakin bahwa Allah memang tidak terbatas, seperti yang diungkapkan Rasul Paulus, “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan  sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!” (Roma 11:33).


___________________________________________



Tidak ada komentar:

Posting Komentar