Kamis, 20 Desember 2018

Skandal dan tantangan selibasi para imam Katolik

Skandal dan tantangan selibasi para imam Katolik

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-41609461

Pengunduran diri Monsinyur Hubertus Leteng sebagai Uskup Ruteng di Nusa Tenggara Timur yang sudah disetujui Tahta Suci Vatikan terkait dengan penyelewengan dana gereja dan isu hubungan terlarang dengan perempuan.
Di luar persoalan penggelapan uang, kisah Hubertus sebenarnya mengulang persoalan selibasi dalam komunitas pemuka agama Katolik di pelbagai negara.
Pimpinan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Romo Franz Magnis Suseno mengatakan, setiap calon imam Katolik Roma harus mengucap janji hidup selibat sebelum tahbisan.
Janji itu, kata Franz, akan terus mengikat para pastor selama mereka tidak mendapatkan kebijakan khusus dari Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma.
"Itu adalah janji bahwa mereka tidak akan menikah dan sama sekali tidak akan aktif secara seksual," ujarnya kepada BBC Indonesia, Jumat (13/10).
Franz -seorang pastor dari tarekat Serikat Yesus- menyebut janji selibat merupakan salah satu tantangan terberat yang harus dijalani imam Katolik Roma dan sejumlah pastor memilih menanggalkan status imam karena tak sanggup menanggung kewajiban hidup selibat.
"Dari segi seksual, banyak pastor merasa sepi atau selalu sendirian dan ada yang kemudian jatuh cinta. Itu selalu menimbulkan tantangan besar, ada akhirnya yang berhenti jadi imam," kata Franz.
Romo Benny Susetyo, imam kategorial di Keuskupan Malang, menyebut hidup selibat berkaitan dengan tugas melayani tuhan secara total. Artinya, kata dia, para imam diminta mendedikasikan seluruh hidupnya untuk kegiatan rohani dan menyingkirkan kepentingan pribadi.
Menurut Benny yang kini berstatus anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Pemantapan Ideologi Pancasila, perkembangan zaman memperberat tantangan hidup selibat.
"Tantangan globalisasi memang banyak, hedonisme dan segala hal yang didapat secara mudah. Di situlah kami diuji," kata Benny.
Fenomena global
Beragam catatan jurnalistik dan penelitian ilmiah sebelumnya telah mengungkap banyak kasus seksualitas di kalangan imam Katolik. September lalu, Universitas RMIT Australia menerbitkan laporan yang mereka kerjakan sejak 1985, berjudul Child Sexual Abuse in the Catholic Church.
Profesor Des Cahill -salah seorang penulis laporan itu- menyebut ribuan anak di panti asuhan yang dikelola gereja Katolik di seluruh dunia rentan menjadi korban pelecehan seksual para pastor.
Cahill -mantan imam yang memutuskan mundur dari gereja untuk menikah- mengatakan bahwa pelecehan seksual pastor terhadap anak belakangan menurun seiring kewaspadaan orangtua dan pengawasan gereja.




Hak atas foto Darrian Traynor/Getty Images
Image caption Bendahara Vatikan, Kardinal George Pell, menjalani proses persidangan di Melbourne, Australia, sejak pertengahan 2017 dalam kasus yang disebut skandal seks imam Katolik yang bersejarah.
Laporan itu juga menyebut, dalam rentang tahun 1950 hingga 2000 tercatat satu dari 15 imam di Australia, Irlandia, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Belanda, melecehkan anak dan remaja secara seksual.
Maret 2017, media Italia melaporkan skandal pesta seks yang diduga dilakukan sejumlah imam di Napoli. Adapun, pada Oktober 2015, Paus Fransiskus secara terbuka meminta maaf atas skandal hubungan seksual sesama jenis sejumlah pastor Katolik Roma.
Sementara pada 2006, BBC -melalui karya dokumenter berujudul Sex Crimes and the Vatican- mengungkap kebijakan Vatikan yang cenderung menyelesaikan kasus kekerasan seksual para imam secara internal dibanding memperkarakannya ke penegak hukum.




Hak atas foto Alexander Tamargo/Getty Images
Image caption Pastor Alberto Cutie memilih melayani di Gereja Anglikan agar dapat menikah dengan Buni Canellis.
Satu kisah penyimpangan selibat terkenal lainnya muncul dari sosok Alberto Cutie -mantan pastor Katolik di Miami, Amerika Serikat. Pada 2009, Cutie mengundurkan diri dari gereja Katolik Roma setelah dugaan menjalani percintaan dengan perempuan.
Tak lama setelah itu, Cutie menikahi perempuan bernama Ruhama Buni Canellis dan memutuskan untuk melayani Tuhan sebagai pendeta di Gereja Episkopal Florida yang berada di bawah naungan Gereja Anglikan Inggris.
Adapun, Monsinyur Hubertus Leteng yang mengundurkan diri dari Keuskupan Ruteng menolak mengomentari dugaan skandal percintaannya. "Saya lebih memilih diam daripada berbicara," ujarnya kepada BBC Indonesia.
'Tidak harus selibat'
Paus Fransiskus Maret lalu mengungkap gagasan menahbiskan pria menikah menjadi imam karena kebijakan itu dapat menutup kekosongan pastor di daerah-daerah terpencil.
Romo Franz mengatakan gagasan itu sebenarnya telah muncul puluhan tahun lalu dan bahka belakangan ini ada sebagian umat Katolik Roma di Jerman yang mendorong Vatikan agar tidak lagi ketat soal aturan selibat.
"Banyak umat tidak keberatan jika imamnya menikah. Artinya, dukungan terhadap hidup selibat berkurang," ujarnya.




Hak atas foto Spencer Platt/Getty Images
Image caption Paus Fransiskus menilai Vatikan perlu mempertimbangkan doktrin selibat agar pelayanan terhadap umat tidak terhambat.
Franz menuturkan, selibat merupakan doktrin yang pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kebijakan Vatikan. Ia berkata, Tahta Suci mengizinkan gereja Katolik Roma di Eropa Timur menahbiskan pria menikah menjadi pastor.
"Gagasan ini didukung sangat banyak pihak, termasuk saya juga, bahwa dimungkinkan imam diambil dari orang yang menikah. Itu akan menjadi hal baru, tapi tidak akan ada masalah teologis sama sekali," ujarnya.

 

Soal Pastor Jadikan Biarawati Budak Seks, Ini Janji Paus Fransiskus

 https://news.detik.com/internasional/d-4415722/soal-pastor-jadikan-biarawati-budak-seks-ini-janji-paus-fransiskus
Rita Uli Hutapea - detikNews
Soal Pastor Jadikan Biarawati Budak Seks, Ini Janji Paus Fransiskus Paus Fransiskus (Foto: BBC World)
Roma - Untuk pertama kalinya, Paus Fransiskus mengaku secara publik bahwa sejumlah biarawati juga menjadi korban kejahatan seksual pastor dan uskup.

"Itu bukan sesuatu yang dilakukan semua orang, tetapi ada pastor dan bahkan uskup yang telah melakukan apa yang Anda katakan," kata Paus kepada para wartawan. "Dan saya pikir itu terus berlanjut karena itu bukan berarti ketika Anda menyadarinya, itu langsung berhenti. Itu berlanjut. Dan untuk beberapa waktu kami telah mengerjakan (kasus ini)," ujar Paus.

Paus Fransiskus berjanji untuk berbuat lebih banyak guna melindungi para biarawati. "Haruskah kita melakukan sesuatu yang lebih? Ya," ujar Paus kepada para wartawan saat konferensi pers dalam penerbangannya kembali ke Roma, Italia usai melakukan kunjungan bersejarahnya selama dua hari ke Uni Emirat Arab.

"Apakah ada kemauan? Ya. Tapi itu jalan yang sudah kita mulai," tutur Paus seperti dilansir NBC News, Rabu (6/2/2019).


Paus pun memuji pendahulunya, Paus Benediktus yang bertindak dengan menutup orde kesusteran di Prancis setelah sejumlah biarawatinya diketahui menjadi korban perbudakan seks oleh pastor-pastor.

Orde yang dimaksud Paus adalah Saint Jean, yang pada tahun 2013 mengakui bahwa sejumlah biarawati telah menjadi mangsa predator seks, pastor Marie-Dominique Philippe dan para pastor lainnya

Orde Saint Jean dibubarkan pada tahun 2005, tahun pertama Paus Benediktus menjadi kepala Gereja Katolik sedunia.


"Saya ingin menekankan bahwa dia adalah orang yang punya keberanian untuk melakukan banyak hal mengenai topik ini," kata Paus Fransiskus memuji Paus Benediktus yang mundur dan digantikan oleh Paus Fransikus pada tahun 2013.

Paus mengatakan, sejumlah pastor telah diskorsing karena melecehkan para biarawati. Tapi dia mengatakan, pelecehan terhadap perempuan tidak terbatas di gereja Katolik saja karena di banyak belahan dunia, perempuan masih dianggap "warga kelas dua."

"Ini masalah kultural," cetus Paus. "Saya berani mengatakan bahwa manusia belum matang," imbuhnya.

Jumat 04 Januari 2019, 13:47 WIB

Paus Fransiskus Kritik Uskup AS Atas Skandal Pelecehan Seks

 https://news.detik.com/internasional/d-4370863/paus-fransiskus-kritik-uskup-as-atas-skandal-pelecehan-seks
Novi Christiastuti - detikNews
Paus Fransiskus Kritik Uskup AS Atas Skandal Pelecehan Seks Paus Fransiskus (REUTERS/Max Rossi)
Vatican City - Paus Fransiskus melontarkan kritikan untuk para uskup Amerika Serikat (AS) terkait berbagai skandal pelecehan seksual. Para uskup di AS dinilai gagal menunjukkan persatuan dalam menghadapi krisis yang dipicu skandal pelecehan seksual.

Paus Fransiskus menyerukan agar percekcokan internal segera diakhiri dalam menghadapi skandal yang meruntuhkan kredibilitas Gereja Katolik di mata umat sedunia.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (4/1/2019), kritikan ini disampaikan Paus Fransiskus dalam surat yang panjang dan tergolong sangat tidak biasa, yang dikirimkan kepada para uskup AS yang memulai retreat selama satu pekan. Dalam suratnya itu, Paus Fransiskus menyebut penanganan skandal menunjukkan kebutuhan mendesak bagi pendekatan manajemen dan pola pikir baru di dalam lingkup Gereja Katolik Roma.

"Orang-orang yang percaya pada Tuhan dan misi Gereja terus mengalami penderitaan besar sebagai dampak dari penyalahgunaan wewenang dan nurani dan pelecehan seksual, dan itu semua ditangani cara yang buruk," sebut Paus Fransiskus dalam suratnya.

Ditambahkan Paus Fransiskus bahwa para uskup cenderung 'lebih fokus menyalahkan daripada mengupayakan jalur rekonsiliasi'.


Paus Fransiskus telah memanggil kepala dari 110 konferensi uskup Katolik nasional dan puluhan pakar serta para pemimpin orde keagamaan untuk datang ke Vatikan pada 21-24 Februari mendatang. Pemanggilan dimaksudkan untuk menghadiri pertemuan luar biasa yang didedikasikan untuk membahas krisis yang dialami Gereja Katolik saat ini.

Para korban berharap pertemuan itu akan menghasilkan kebijakan jelas agar para uskup bisa dimintai pertanggungjawaban karena secara keliru menangani kasus-kasus pelecehan seksual. Namun sebelum pertemuan digelar di Vatikan, para uskup di AS menghadiri retreat selama tujuh hari yang diisi dengan doa-doa dan refleksi spiritual.

"Kredibilitas Gereja telah direndahkan dan menyusut secara serius akibat dosa-dosa dan tindak kejahatan ini, terlebih lagi oleh upaya-upaya yang dibuat untuk menyangkal atau menutup-nutupinya," tulis Paus Fransiskus dalam suratnya.



Ditambahkan Paus Fransiskus bahwa dirinya sangat prihatin pada situasi yang terjadi hingga dia berharap bisa menghadiri langsung retreat itu, namun tidak bisa karena 'alasan logistik'. Kendati demikian, Paus Fransiskus mengirimkan pengkhotbahnya sendiri, Raniero Cantalamessa, untuk memimpin retreat itu.


Diketahui bahwa Gereja Katolik AS masih terkejut atas laporan pengadilan tahun lalu yang menyebut 301 pastor di wilayah negara bagian Pennsylvania telah melecehkan anak-anak selama periode 70 tahun. Sejumlah negara bagian AS lainnya telah meluncurkan penyelidikan independen atas kasus serupa.

"Rasa sakit yang disebabkan oleh dosa-dosa dan tindak kejahatan ini, juga berpengaruh secara mendalam pada komuni para uskup dan bukannya memicu ketidaksepakatan dan ketegangan yang sehat dan diperlukan dalam setiap manusia, namun malah memicu pemecahbelahan dan pemisahan," tulis Paus Fransiskus dalam suratnya.

"Memerangi budaya kekerasan, hilangnya kredibilitas, kebingungan dan pendiskreditan misi, secara mendesak menuntut kita untuk memiliki pendekatan baru dan tegas untuk menyelesaikan konflik," tulis Paus Fransiskus dalam suratnya yang dikirimkan pada Kamis (3/1) waktu setempat.

"Ini membutuhkan tidak hanya pendekatan manajemen yang baru, tapi juga mengubah pola pikir kita," tandas Paus Fransiskus.

https://news.detik.com/internasional/d-4370863/paus-fransiskus-kritik-uskup-as-atas-skandal-pelecehan-seks

Selasa, 14 Agustus 2018

PROBLEMATIKA SELIBAT DALAM GEREJA KATOLIK

PROBLEMATIKA SELIBAT DALAM  GEREJA KATOLIK

Isu skandal  selibater menyeruak dalam Gereja Katolik. Gereja diterpa badai skandal selibater. Persoalan ini semakin hangat dari waktu ke waktu.

Ini beberapa  kasus dalam berita:

https://news.detik.com/bbc-world/d-4166768/ratusan-pastor-di-amerika-dituduh-melecehkan-ribuan-anak
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-45178670
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-45040541
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-44591576
https://news.detik.com/internasional/d-4209973/dituduh-memperkosa-biarawati-uskup-di-india-diinterogasi-polisi
https://news.detik.com/internasional/d-4268438/terjadi-lagi-pastor-di-prancis-bunuh-diri-usai-tuduhan-pencabulan
 https://news.detik.com/internasional/4220829/dituding-cabuli-wanita-muda-pastor-di-prancis-tewas-bunuh-diri

https://news.detik.com/internasional/4258850/keuskupan-washington-ungkap-nama-31-pastor-terlibat-skandal-seks
https://news.detik.com/internasional/d-4381468/mantan-pastor-as-divonis-penjara-14-tahun-atas-kejahatan-seks-anak
https://news.detik.com/dw/d-4437262/perjuangan-biarawati-katolik-melawan-kekerasan-seksual-di-india











SKANDAL-SAKANDAL DALAM GEREJA KATOLIK

SKANDAL-SAKANDAL DALAM GEREJA KATOLIK

  1. https://internasional.kompas.com/read/2018/09/22/15465391/polisi-india-tangkap-uskup-yang-dituduh-perkosa-biarawati
  2. https://internasional.kompas.com/read/2018/05/18/19262671/34-uskup-chile-tawarkan-pengunduran-diri-kepada-paus-fransiskus
  3. https://internasional.kompas.com/read/2018/01/31/10105141/paus-fransiskus-utus-ahli-selidiki-kasus-pelecehan-seksual-di-chile
  4. https://internasional.kompas.com/read/2018/12/11/13422291/dua-biarawati-mengaku-curi-uang-rp-7-miliar-untuk-berjudi-di-las-vegas
  5. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-41597627   (Mundur terkait skandal seks dan uang, Uskup Ruteng diminta kembalikan uang gereja Rp1,6 miliar)
  6. https://news.detik.com/bbc-world/d-3682022/meski-mundur-uskup-indonesia-harus-kembalikan-uang-gereja-rp-16-m
  7. http://www.floresa.co/2018/12/13/setahun-setelah-undur-diri-uskup-hubertus-leteng-diberi-tugas-baru/
  8.  https://news.detik.com/bbc-world/d-4347196/di-pemakaman-remaja-bunuh-diri-pastor-ini-bikin-geram-keluarga
  9.  https://news.detik.com/internasional/d-4348593/as-rilis-nama-89-pastor-yang-terlibat-pelecehan-seksual-anak
  10.  https://news.detik.com/internasional/d-4351886/nyaris-700-pastor-di-illinois-as-dituduh-lakukan-serangan-seksual
  11. https://news.detik.com/internasional/4229551/gereja-katolik-jerman-minta-maaf-atas-skandal-seks-ribuan-pastor 
  12. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-45178670 (Mantan Uskup Agung Katolik ditahan dalam kasus pelecehan anak)
  13.  https://news.detik.com/internasional/d-4372095/kardinal-prancis-akan-diadili-karena-tutup-tutupi-skandal-seks-pastor
  14. https://news.detik.com/internasional/d-4354080/vatikan-perintahkan-selidiki-uskup-austria-yang-dekat-dengan-perempuan
  15. https://news.detik.com/bbc/4166768/ratusan-pastor-di-amerika-dituduh-melecehkan-ribuan-anak
  16.  https://news.detik.com/internasional/d-4424751/152-pastor-meksiko-dinonaktifkan-karena-kekerasan-seksual-anak
  17.  https://news.detik.com/internasional/d-4431001/paus-fransiskus-pecat-eks-kardinal-as-yang-terlibat-kekerasan-seks-anak
  18.  https://20.detik.com/detikflash/20190220-190220006/paus-fransiskus-usut-skandal-seks-dan-korupsi-di-vatikan
  19.  

Rabu, 11 April 2018

SEPAK TERJANG PAUS FRANSISKUS


SEPAK TERJANG PAUS FRANSISKUS

Jumat 12 April 2019, 03:40 WIB

Cium Kaki Presiden, Paus Fransiskus Desak Sudan Selatan Jaga Perdamaian


Muhammad Fida Ul Haq - detikNews
Cium Kaki Presiden, Paus Fransiskus Desak Sudan Selatan Jaga PerdamaianPaus Fransiskus berlutut dan mencium kaki Presiden Sudan Selatan Salva Kiir. (Foto: Vatican Media/­Handout via REUTERS)
Vatikan - Paus Fransiskus berlutut dan mencium kaki Presiden Salva Kiir. Paus mendesak Sudan Selatan untuk menjaga perdamaian dan tidak perang saudara.

"Aku memintamu untuk menjaga perdamaian. Saya bertanya dengan hati saya, mari kita maju. Akan ada banyak masalah tetapi mereka tidak akan mengalahkan kita. Atasi masalah Anda," ujar Paus Fransiskus di Vatikan seperti dilansir Reuters, Jumat (12/4/2019).

Selain Salva Kiir, para pemimpin di Sudan Selatan tampak terpana melihat gestur Paus Fransiskus berlutut dan mencium kaki. Dalam pertemuan ini, Paus Fransiskus juga memberikan nasihatnya. 


"Akan ada pergulatan, perselisihan di antara kamu, tetapi pertahankan di dalammu, di dalam kantor, untuk berbicara," kata Paus Fransiskus.

Sudan, yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, dan bagian selatan yang sebagian besar beragama Kristen berperang selama beberapa dekade sebelum Sudan Selatan merdeka pada 2011. Sudan Selatan terjun ke perang saudara dua tahun kemudian setelah Kiir, seorang Dinka, menembakkan Machar, dari kelompok etnis Nuer, dari wakil kepresidenan.

Sekitar 400.000 orang tewas dan lebih dari sepertiga dari 12 juta orang di negara itu, memicu krisis pengungsi terburuk di Afrika sejak genosida Rwanda 1994.
(dkp/dkp)

Paus Fransiskus Akui Salah Besar dalam Skandal Seks Pastor Chile

 https://news.detik.com/internasional/d-3967258/paus-fransiskus-akui-salah-besar-dalam-skandal-seks-pastor-chile
Kamis 12 April 2018, 10:10 WIB

Novi Christiastuti - detikNews

Paus Fransiskus Akui Salah Besar dalam Skandal Seks Pastor Chile Paus Fransiskus (REUTERS/Tony Gentile)
Vatican City - Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, mengakui dirinya melakukan kesalahan besar dalam menangani skandal seks di kalangan Gereja Katolik Chile. Paus Fransiskus pernah membela seorang Uskup Chile yang dituding menutup-nutupi skandal seks itu.

Seperti dilansir AFP, Kamis (12/4/2018), hal itu disampaikan Paus Fransiskus dalam surat kepada 32 Uskup di Chile yang dirilis oleh Vatikan. Dalam surat itu, Paus Fransiskus menyatakan dirinya berniat memanggil uskup-uskup itu untuk datang ke Roma guna membahas penyelidikan terhadap Uskup Juan Barros yang diduga menutup-nutupi praktik paedofil oleh pastor Fernando Karadima tahun 1980-an hingga 1990-an.

Paus Fransiskus menyatakan dirinya 'malu' dan 'sakit' atas penderitaan para korban dan berjanji akan menemui mereka.

"Saya telah melakukan kesalahan fatal dalam penilaian dan persepsi saya terhadap situasinya, khususnya karena kurangnya informasi yang seimbang dan benar," ucap Paus Fransiskus dalam suratnya itu.


Dalam surat itu, Paus Fransiskus tidak membahas Barros secara spesifik. Barros sendiri diketahui telah ditunjuk menjadi Uskup Osorno di Chile, meskipun dituding menutupi dan bahkan menyaksikan praktik pencabulan yang dilakukan pastor Karadima.

Pada Januari lalu saat berkunjung ke Chile, Paus Fransiskus bersikeras membela Barros hingga memicu kemarahan publik. Saat itu, Paus Fransiskus menyatakan keyakinannya bahwa Barros tidak bersalah dan meminta agar 'bukti' pencabulan yang ditutup-tutupi Barros ditunjukkan kepadanya.

Usai membela Barros, Paus Fransiskus meminta maaf kepada para korban dan menugaskan Uskup Agung Charles Scicluna, penyidik ternama Vatikan, ke Chile untuk mengumpulkan bukti. Usai melakukan penyelidikan, Scicluna kembali ke Vatikan pada akhir Februari lalu.

Hasil penyelidikan itu tidak diungkap ke publik. Namun disebut bahwa laporan penyelidikan setebal 2.300 halaman yang dikirimkan ke Paus Fransiskus juga termasuk testimoni dari 64 orang di New York, Amerika Serikat dan Santiago, Chile.


Usai menerima laporan penyelidikan ini, Paus Fransiskus meminta para Uskup Chile untuk datang ke Roma guna membahasnya. Paus Fransiskus meminta 'kolaborasi dan bantuan' para Uskup Chile dalam mencari langkah untuk 'memperbaiki skandal sebisa mungkin dan memulihkan keadilan'.

"Kesulitan-kesulitan yang ada juga menjadi kesempatan untuk mengembalikan kepercayaan publik pada Gereja, kepercayaan yang telah dirusak oleh kesalahan dan dosa kita," sebut Paus Fransiskus dalam suratnya.

Pastor Karadima yang merupakan pastor berpengaruh di Chile, divonis bersalah oleh Vatikan tahun 2011 karena mencabuli remaja-remaja putra dan dihukum penitensi seumur hidup. Penitensi sendiri berarti pertobatan atau keadaan menyesali dosa. Namun persidangan sipil terhadap pastor Karadima dihentikan karena kurangnya bukti.


(nvc/ita)


Paus Fransiskus Desak Pastor Homoseksual Untuk Tinggalkan Gereja

https://news.detik.com/australiaplus/4327775/paus-fransiskus-desak-pastor-homoseksual-untuk-tinggalkan-gereja
ABC Australia - detikNews
Paus Fransiskus Desak Pastor Homoseksual Untuk Tinggalkan Gereja
.
Vatikan - Pimpinan gereja Katolik tertinggi, Paus Fransiskus mengatakan bahwa para pastor homoseksual sebaiknya meninggalkan gereja, daripada menjalani 'kehidupan ganda.'
Pernyataan PausFransiskus
  • Paus memberikan pernyataan soal homoseksual dalam buku mengenai tantangan dalam kehidupan religius gereja Katolik
  • Dia mengatakan calon pastor harus 'matang secara emosional dan manusiawi'
  • Menurut gereja homoseksualitas bukan dosa tapi tindakan homoseksual adalah dosa
Sebelumnya, Paus Fransiskus sudah pernah mengatakan bahwa perlunya pemeriksaan yang lebih ketat mengenai para calon pastor, namun dalam komentar terbarunya di dalam sebuah buku Paus mengatakan bahwa mereka yang tidak bisa menjalani kehidupan selibat selama menjadi pastor sebaiknya mundur.
Paus Fransiskus membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara panjang dengan pastor asal Spanyol Fernando Prado, yang kemudian diterbitkan dalam bentuk buku berjudul The Strength of Vocation.
Dalam buku tersebut, Paus mendiskusikan tantangan yan dihadapi oleh para pastor dan suster dalam kehidupan modern sekarang ini.
Paus Fransiskus mengatakan dalam buku tersebut homoseksualitas dalam gereja adalah 'sesuatu yang mengkhawatirkan saya."
Buku tersebut akan diterbitkan minggu ini dalam beberapa bahasa.
"Pertanyaan mengenai homoseksualitas adalah pertanyaan yang serius." kata Paus, sambil menambahkan bahwa mereka yang mendidik para calon pastor harus memastikan mereka 'sudah matang secara emosional dan secara manusiawi' sebelum mereka ditahbiskan.
Ini juga berlaku untuk perempuan yang ingin masuk ke komunitas keagamaan untuk menjadi suster.
Dalam Gereja Katolik, pastor atau suster tidak boleh menikah.
Paus mengatakan 'tidak ada ruang ' bagi mereka yang 'memiliki tendensi homoseksual tersebut."
Ajaran Gereja Katolik menyatakan bahwa kecenderungan seseorang memiliki pemikiran homoseksual bukanlah dosa, namun tindakan homoseksual adalah dosa.
Paus Fransiskus mengatakan 'tidak ada ruang untuk ini' dalam kehidupan pastor dan suster, dengan menambahkan bahwa gereja harus 'memastikan' ketika memilih calon pastor untuk masuk dalam kehidupan yang suci tersebut.
"Untuk alasan ini, gereja mendesak agar orang-orang yang memiliki kecenderungan tersebut tidak diterima untuk menjadi pastor." katanya.
Dia mendesak agar para homokseksual yang sekarang menjadi pastor atau suster untuk selibat, dan bertanggung jawab untuk tidak menciptakan skandal.
"Lebih baik lagi kalau mereka meninggalkan hidup keimamatan daripada menjalani kehidupan ganda." kata Paus.
Wawancara Paus ini dilakukan pertengahan bulan Agustus 2018.
Dua minggu kemudian di tanggal 26 Agustus, Uskup Carlo Maria Vigano, mantan duta besar Vatikan untuk Amerika Serikat membuat pernyataan mengejutkan terhadap Paus dan pejabat Vatikan.
Uskup Agung Vigano mengatakan 'jaringan homoseksual' ada di dalam Vatikan dimana anggotanya saling mempromosikan karir yang lain di dalam struktur gereja.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini 


Paus Fransiskus Copot 2 Penasihatnya yang Terseret Skandal Seks

 https://news.detik.com/internasional/4340828/paus-fransiskus-copot-2-penasihatnya-yang-terseret-skandal-seks
Novi Christiastuti - detikNews
Paus Fransiskus Copot 2 Penasihatnya yang Terseret Skandal Seks Paus Fransiskus (BBC World)
Vatican City - Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, mencopot dua Kardinal yang terseret skandal pelecehan seks dari jajaran penasihatnya. Pencopotan ini diumumkan pekan ini oleh Vatikan.

Disampaikan Vatikan dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Rabu (12/12/2018), kedua Kardinal yang dicopot adalah Kardinal George Pell dari Australia dan Kardinal Francisco Javier Errazuriz dari Chile.

Keduanya dicopot dari Dewan Penasihat Kardinal atau yang secara resmi disebut Dewan Kardinal, yang juga dijuluki sebagai C-9.


Kedua Kardinal yang dicopot itu diketahui menjadi subjek dalam kasus dugaan pelecehan seksual pastor. Tuduhan-tuduhan yang dijeratkan kepada kedua Kardinal itu telah disangkal.

Satu Kardinal lainnya, Kardinal Laurent Monsengwo Pasinya dari Kongo, disebut memilih meninggalkan C-9. Namun tidak disebut lebih lanjut alasan Pasinya meninggalkan Dewan Kardinal.

Dituturkan juru bicara Vatikan, Greg Burke, bahwa Paus Fransiskus telah menulis surat untuk ketiga Kardinal itu pada Oktober lalu, yang isinya berterima kasih atas pengabdian mereka selama ini. Ketiga Kardinal itu tidak menghadiri rapat terbaru C-9 yang berakhir Rabu (12/12) waktu setempat.


Diketahui juga bahwa Pell dari Australia sebelumnya mengambil cuti tanpa batas waktu dari tugasnya sebagai Menteri Perekonomian Vatikan untuk membela diri dalam persidangan kasus pelecehan seksual anak di Australia. Tindak pelecehan seksual itu dilaporkan terjadi tahun 1970-an dan 1990-an lalu.

Sementara para korban pelecehan seksual di Chile menuduh Errazuriz menutupi praktik pelecehan seks yang terjadi di dalam lingkungan gereja di wilayahnya.

Senin, 19 Maret 2018

Stephen Hawking Mencari ‘Tuhan’


Stephen Hawking Mencari ‘Tuhan’

https://x.detik.com/detail/intermeso/20180316/Stephen-Hawking-Mencari-Tuhan/index.php

Foto: dok. Getty Images
Sabtu, 17 Maret 2018
Jika ada fisikawan yang popularitasnya bisa menandingi Albert Einstein dan Isaac Newton, dia barangkali adalah Stephen William Hawking. Buku yang ditulisnya, A Brief History of Time, yang menjelaskan rupa-rupa masalah fisika yang kompleks, terjual laris manis seperti novel fiksi.
Maka tak aneh, ketika Hawking datang menjadi pembicara di California Institute of Technology (Caltech) beberapa tahun lalu, mahasiswa dan para fisikawan antre mengular sangat panjang demi mendapatkan kursi dalam acara itu, nyaris tak ada beda dengan antrean pembeli iPhone seri terbaru.
Acara digelar malam hari, tapi sejak pagi orang sudah datang dan antre. Dua jam sebelum acara, panjang antrean itu sudah beberapa ratus meter. Bahkan ada beberapa calo yang menawarkan kursi seharga US$ 1.000 untuk acara tersebut. Ruangan acara itu menampung 1.000 undangan.
Hawking memulai pidatonya dengan mengutip mitos penciptaan alam semesta dari Afrika, dan langsung melontarkan pertanyaan besar. “Mengapa kita ada di sini?” tanya Hawking seperti dikutip Guardian. Menurut Hawking, orang-orang masih mencari solusi ilahiah untuk 'melawan' solusi fisika. “Jika orang percaya bahwa ada awal mula semesta, apa yang Tuhan lakukan sebelum tercipta alam semesta? Apakah mempersiapkan neraka bagi mereka yang melontarkan pertanyaan seperti itu?”

Stephen Hawking berpidato dalam pembukaan London Paralimpik pada Agustus 2012.
Foto: dok. Getty Images
Dengan panjang-lebar, Hawking memaparkan pelbagai debat sepanjang sejarah dan rupa-rupa teori fisika soal penciptaan alam semesta, mulai teori Steady State yang dilontarkan Fred Hoyle dan Thomas Gold puluhan tahun silam. Menurut Hoyle, tak ada permulaan, juga tak ada akhir, bagi alam semesta. Dunia tercipta secara spontan. Tapi, menurut Hawking, teori Hoyle ini keliru.
Hawking memaparkan, teori relativitas umum tak cukup untuk menjelaskan proses kelahiran alam semesta. Teori relativitas bisa menjelaskan lebih baik asal-muasal alam semesta jika dikombinasikan dengan teori kuantum.
Bersama fisikawan Roger Penrose, Hawking membuktikan bahwa alam semesta tak bisa kembali setelah mengalami kontraksi. Dan waktu dimulai pada momen singularitas yang hanya terjadi sekali. Menurut model Hawking, umur alam semesta ini sekitar 13,8 miliar tahun.
Stephen Hawking menutup pidatonya dengan memaparkan teori M yang dilontarkan fisikawan dari Caltech, Richard Feynman. Menurut dia, teori Feyman inilah satu-satunya teori yang bisa menjelaskan teori-teori Hawking secara gamblang. Feyman mengatakan alam semesta tercipta dalam pelbagai kondisi.
“Karena ada hukum, di antaranya hukum gravitasi, alam semesta bisa tercipta dari ruang kosong, nothing,” kata Hawking. Namun ada sejumlah pertanyaan yang belum terpecahkan dari model Hawking. Menurut dia, penemuan boson Higgs akan semakin melengkapi lubang-lubang dalam model penciptaan alam semesta. Misteri lain yang belum terjawab adalah soal keberadaan dark energy dan dark matter.
Walaupun Hawking meyakini bahwa Dentuman Besar alias Big Bang yang mengawali alam semesta bisa terjadi tanpa campur tangan Tuhan, menurut Alex Filipenko, astrofisikawan dari University of California, Berkeley, bukan berarti Tuhan tak ada. “Aku pikir, kita tak bisa menggunakan sains untuk membuktikan keberadaan Tuhan.”

Stephen Hawking dan Paus Yohanes Paulus I.
Foto: dok. Casina Pio IV via Twitter
Lebih dari dua dekade lalu, Paus Yohanes Paulus II menyampaikan pesan di depan majelis Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan (Pontifical Academy of Science). Umat Katolik, Paus yakin akan dapat menikmati manfaat dari dialog penuh kepercayaan antara gereja dan dunia sains.
Sains dan kitab suci, menurut Paus, kadang memang tampak seperti bertolak belakang. “Tapi, jika hal itu terjadi, pasti ada jalan keluarnya. Sebab, kebenaran tak akan bertentangan dengan kebenaran,” kata Paus Yohanes. Dia memberi contoh kasus Galileo. “Penemuan Galileo soal cara kerja sistem tata surya telah mengilhami gereja mencari interpretasi baru atas kata-kata itu.”
Selama berabad-abad, hubungan antara otoritas agama dan sains memang mengalami pasang-surut. Sains kadang dipandang dengan penuh curiga sebagai suatu ‘ancaman’ bagi doktrin agama. Paus Yohanes, yang bertakhta di Vatikan sejak 1978 hingga 2005, berusaha merekatkan hubungan gereja dengan komunitas ilmuwan.
Hukum itu mungkin saja diciptakan oleh Tuhan, tapi Tuhan tak campur tangan untuk mempengaruhi kerja hukum sains itu.”
Stephen W Hawking (1942-2018)

Stephen Hawking di Beijing, China, pada Juni 2006.
Foto: dok. Getty Images
Pada ulang tahun Akademi Kepausan ke-50 pada 1986, Paus Yohanes menyampaikan khotbah bahwa tak ada kontradiksi antara sains dan agama. “Sains dapat memurnikan agama dari kesalahan dan takhayul, sementara agama dapat memurnikan sains dari kemusyrikan,” ujar Paus Yohanes pada kesempatan lain. Pada masa Paus Yohanes inilah, pada 1986, Stephen Hawking diangkat sebagai anggota Akademi Kepausan. Sepuluh tahun sebelumnya, Akademi Kepausan memberikan penghargaan Medali Pius XI kepada Hawking.
Pada 14 Maret lalu, fisikawan paling kondang di dunia setelah Albert Einstein dan Isaac Newton itu berpulang. Di akun Twitter resminya, Akademi Kepausan menulis, “We are deeply saddened about the passing of our remarkable Academician Stephen #Hawking who was so faithful to our Academy.” Hingga meninggal, Hawking masih menjadi anggota Akademi Kepausan. Padahal Hawking bukanlah seorang Katolik, bukan pula orang yang religius.
Tiga puluh tahun silam, Hawking menerbitkan bukunya yang sangat kondang, A Brief History of Time: From the Big Bang to Black Hole. Meski Hawking sudah menyetip hampir semua persamaan matematika dalam bukunya, sebenarnya tak gampang untuk memahami buku fisika populer ini. Namun tetap saja, buku ini laris manis bak novel cinta-cintaan. Sampai sekarang, buku ini sudah terjual lebih dari 10 juta eksemplar.

Stephen Hawking dan Paus Yohanes Paulus II.
Foto: dok. Casina Pio IV via Twitter
Dalam bukunya itu, Hawking tak tegas menyatakan sikapnya soal Tuhan. Seandainya manusia bisa memahami bagaimana alam semesta tercipta, bagaimana mekanisme kerja semesta, dia menulis, mungkin manusia bisa membaca ‘pikiran’ Tuhan. Saat bertamu ke Vatikan untuk menghadiri pertemuan anggota Akademi Kepausan pada 2008, Hawking masih menyebut peran Tuhan. “Aku percaya, alam semesta diatur oleh hukum-hukum sains…. Hukum itu mungkin saja diciptakan oleh Tuhan, tapi Tuhan tak campur tangan untuk mempengaruhi kerja hukum sains itu,” ujar Hawking seperti dikutip Reuters.
Baru bertahun-tahun kemudian, lewat bukunya yang ditulis bersama Leonard Mlodinow, The Grand Design, sikap Hawking tentang Tuhan makin terang. Hukum-hukum fisika, Teori Relativitas dan Teori Mekanika Kuantum, menurut Hawking, sudah cukup untuk menjelaskan bagaimana proses penciptaan alam semesta. Tak perlu ada keterlibatan Tuhan.
Dalam sebuah wawancara dengan harian Spanyol, El Mundo, hampir empat tahun lalu, Hawking menegaskan sikapnya soal Tuhan. “Pada masa lalu, sebelum kita memahami sains, percaya bahwa Tuhanlah yang menciptakan alam semesta merupakan hal yang masuk akal. Tapi sekarang sains memberikan penjelasan yang lebih meyakinkan…. Aku seorang ateis,” Hawking menegaskan ‘agama’-nya kepada El Mundo.
Bagaimana seorang ateis seperti Hawking bisa menjadi anggota Akademi Kepausan? Akademi Kepausan memang tak menjadikan beragama Katolik sebagai syarat bagi anggotanya. Bahkan Presiden Akademi ini pernah dijabat oleh seorang Kristen Protestan: Werner Arber. Maka tak mengherankan jika ada seorang ateis seperti Hawking, ilmuwan muslim seperti Abdus Salam dan Ahmad Zewail, pernah jadi anggota Akademi Kepausan.

Redaktur/Editor: Sapto Pradityo





Pelapor Mengaku Dilecehkan Kardinal George Pell di Kolam Renang

Selasa 20 Maret 2018, 08:36 WIB

Pelapor Mengaku Dilecehkan Kardinal George Pell di Kolam Renang

Australia Plus ABC - detikNews

https://news.detik.com/australia-plus-abc/d-3925860/pelapor-mengaku-dilecehkan-kardinal-george-pell-di-kolam-renang
Pelapor Mengaku Dilecehkan Kardinal George Pell di Kolam Renang Kardinal George Pell saat meninggalkan gedung pengadilan Melbourne Magistrates Court pada Senin (19/3) kemarin. (ABC News: Karen Percy)
Melbourne - Salah seorang pelapor yang mengaku korban pelecehan seksual Kardinal George Pell mengatakan membuat pengakuan setelah menonton kasus terhadap tokoh Katolik paling senior Australia ini di TV.
Hal itu terungkap dalam persidangan pendahuluan (committal hearing) di pengadilan Melbourne Magistrate's Court.
Persidangan yang kini memasuki minggu ketiga tersebut akan menentukan apakah pria 76 tahun ini perlu diajukan ke pengadilan selanjutnya atau tidak.
Simon Acott, seorang pengacara yang didengar keterangannya dalam persidangan itu, mengatakan bahwa salah satu pelapor mengajukan tuduhan terhadap Kardinal Pell pada November 2016.
Acott dari firma hukum Waller Legal yang berbasis di Melbourne, mengatakan pelapor itu mengaku "dilecehkan" oleh Kardinal Pell di sebuah kolam renang di negara bagian Victoria.
Dalam persidangan disebutkan bahwa firma hukum Waller Legal mengkhususkan diri dalam tuntutan ganti rugi atas kasus pelecehan seksual oleh pemuka agama.
Disebutkan pula bahwa mereka kemudian mendiskusikan apakah pelapor ini bisa mengajukan ganti rugi atas pelecehan seksual yang dilakukan pastor lain ketika tuduhan terhadap Kardinal Pell diajukan.
"Banyak hal yang teringat kembali olehku saat saya melihat liputan TV tentang George Pell," ujar pria itu kepada Simon Acott.
Pengacara Kardinal Pell, Ruth Shann mendesak Acott apakah justru dia yang pertama kali menyebut nama Kardinal Pell atau apakah pria itu sendiri menyebutnya secara sukarela.
Acott menjawab hal itu "tidak diminta, itu bersifat sukarela".
Tapi Acott mengaku tak bisa mengingat bagaimana nama Kardinal Pell muncul dalam pertemuannya dengan pelapor yang mengaku korban tersebut.
Ruth Shann juga menanyakan apakah Acott sadar pimpinan firma hukumnya, Dr. Vivian Waller, secara terbuka pernah menyerang Kardinal Pell, termasuk di tahun 2014 mengajukan tuduhan yang kemudian tidak terbukti.
Jaksa Mark Gibson SC keberatan dengan pertanyaan Shann tersebut. Menurut dia, pernyataan Shann ini merupakan serangan terhadap kredibilitas Dr Waller.
Shann kemudian bertanya apakah Dr Waller "menyatakan antusiasmenya" untuk meneruskan tuduhan terhadap Kardinal Pell kepada polisi.
Acott menjelaskan bahwa Dr Vivian Waller meminta setiap pengaduan klien mengenai Kardinal Pell agar dirujuk ke dia secara langsung.
Kesaksian tentang kolam renangDalam persidangan kemarin, dua saksi lainnya yang biasa mengunjungi kolam renang di mana Kardinal Pell sering terlihat juga memberikan keterangan.
Salah satunya mengatakan bahwa dia tidak pernah melihat Kardinal Pell melakukan sesuatu yang "tidak pantas" di sana.
Dia mengaku melihat sang kardinal bermain dengan anak-anak di kolam renang, melemparkan mereka ke udara dengan cara menggenggam kedua tangannya agar anak-anak itu bisa memijakkan kaki mereka.
Pengacara Shann bertanya kepada saksi ini, apakah Kardinal Pell yang memanggil bocah-bocah lelaki itu bermain atau mereka sendiri yang memulai permainan.
Saksi ini menjawab, dia tidak ingat Kardinal Pell pernah mengatakan "ayo ke sini" karena semua bocah itu memang "ingin bermain-main".
Saksi lainnya seorang wanita yang sering membawa putrinya ke kolam renang juga mengaku tidak pernah melihat Kardinal Pell bertindak tidak pantas di tempat itu.
Kardinal Pell datang ke persidangan kemarin didampingi pejabat gereja Katrina Lee.
Kardinal Pell yang kini merupakan pejabat Gereja Katolik di Vatikan telah membantah semua tuduhan yang diajukan terhadapnya.
Sidang pendahuluan yang dipimpin Hakim Belinda Wallington ini masih berlanjut.

Jumat, 19 Januari 2018

Cerita Guru Muslim di Banyuwangi, Kuliah Dibiayai Pastor dan Kini Mengajar di Sekolah Katolik



Cerita Guru Muslim di Banyuwangi, Kuliah Dibiayai Pastor dan Kini Mengajar di Sekolah Katolik

 http://regional.kompas.com/read/2018/01/19/16010501/cerita-guru-muslim-di-banyuwangi-kuliah-dibiayai-pastor-dan-kini-mengajar-di

Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati
Kompas.com - 19/01/2018, 16:01 WIB
Martina Puspita (25) guru Bahasa Indonesia di SMA Katolik Hikmah Mandala Banyuwangi dan Romo Tiburtius Catur Wibawa, kepala sekolah SMA Katolik Hikmah Mandala
Martina Puspita (25) guru Bahasa Indonesia di SMA Katolik Hikmah Mandala Banyuwangi dan Romo Tiburtius Catur Wibawa, kepala sekolah SMA Katolik Hikmah Mandala(KOMPAS.COM/Ira Rachmawati)
BANYUWANGI, KOMPAS.com - Martina Puspita (25), perempuan berhijab biru terlihat mengarahkan sejumlah siswa yang turun dari bus untuk menuju aula Griya Ekologi Kelir Banyuwangi, Jumat (19/1/2017).
Mereka adalah para siswa SMA Katolik se-Yayasan Karmel, Jawa Timur, yang sedang berwisata ke Banyuwangi.
Griya Ekologi Kelir Banyuwangi adalah milik SMA Katolik Hikmah Mandala tempat Martina Puspita mengajar. Di sekolah milik Yayasan Karmel Keuskupan Malang tersebut, Martina mengajar sebagai guru bahasa Indonesia.
"Sejak pertama kali mengajar di SMA Katolik tahun 2015 saya sudah menggunakan jilbab. Alhamdulih tidak pernah ada masalah. Syaratnya yang penting rapi," kata Martina kepada Kompas.com, Jumat (19/12/2018) sambil tersenyum.
SMA Katolik Hikmah Mandala bukan tempat baru bagi perempuan kelahiran Banyuwangi, 31 Januari 1993, karena Martina menyelesaikan pendidikan sejak TK hingga SMA di sekolah Katolik yang berada di jalan Jaksa Agung Suprapto, Banyuwangi.
Kepada Kompas.com, Martina mengaku lahir dari keluarga yang berlatar belakang Islam, dan ayahnya, Sumarto, selama puluhan tahun bekerja sebagai sopir keuskupan Malang yang ada di Banyuwangi. Karena kedekatan itulah, maka ayahnya menyekolahkan Martina di sekolah katolik tersebut.
"Ayah menjadi sopir keuskupan lebih dari 25 tahun. Jadi sekalian sekolahnya. Ayah saya Islam, ibu saya Islam, semua keluarga besar juga Islam. Dan, ini tidak menjadi masalah bagi kami. Ayah banyak mengajarkan tentang toleransi dan beliau adalah orang yang sangat taat sekali beribadah. Sekarang sudah pensiun," kata Martina.
Baca juga : Kerukunan di Desa Keberagaman, Tempat Ibadah Berdekatan dan Pernikahan Beda Agama Sudah Biasa
Lulus SMA tahun 2011, Martina kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Jember Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Semua biaya kuliah ditanggung secara pribadi oleh Romo Tiburtius Catur Wibawa, kepala SMA Katolik Hikmah Mandala.
Saat semester tiga, Martina kemudian memutuskan menggunakan hijab, dan pada tahun 2015 saat menyelesaikan skripsi, Martina diminta untuk membantu mengajar di SMA Katolik Hikmah Mandala.
"Saat itu saya bilang Romo Catur saya menggunakan jilbab. Lalu romo bilang ya nggak apa-apa. Ngajar saja, yang penting jilbabnya rapi. Dan, saya akhirnya pulang kembali ke almamater saya untuk mengajar dan wisuda tahun 2016," jelasnya.
Walaupun mengajar dengan mengenakan hijab di sekolah Katolik, Martina mengaku tidak pernah mendapatkan diskriminasi, bahkan dia juga bebas beribadah. "Ada ruang pribadi yang diizinkan untuk saya shalat," jelasnya.
Diskriminasi malah dirasakan Martina saat duduk di bangku kuliah karena beberapa rekannya menjaga jarak saat tahu dia lulusan sekolah katolik dan tidak menggunakan jilbab. Bahkan sebagian besar rekannya di kampus mengira Martina tidak beragam Islam.
"Ketika kuliah saya malah merasa menjadi minoritas di rekan-rekan saya yang beragama Islam hanya karena saya tidak berhijab. Sempat sedih," jelasnya.
Advertisment
Baca juga : Malam Natal di Ambon, Wujud Toleransi Antarumat Beragama...
Sementara itu, Romo Tiburtius Catur Wibawa kepada Kompas.com menjelaskan, sejak menjadi kepala SMA Katolik Hikmah Mandala pada tahun 2006 hingga sekarang, sudah ada 11 orang lulusan SMA yang dia kuliahkan. Sembilan orang sudah lulus dan dua orang masih menempuh pendidikan.
"Saya kuliahkan mereka yang memiliki keinginan kuat untuk melanjutkan pendidikan dan secera ekonomi menengah ke bawah. Dan, saya tidak mengikat mereka. Bebas setelah lulus mau ke mana saja. Dari sembilan yang sudah lulus semuanya mengajar tidak hanya di sini, ada juga yang di Malang. Salah satunya ya Bu Martina," kata Romo Catur.
Ia mengaku, walaupun sekolah katolik, siswa dan guru serta pegawai sekolah berasal dari latar belakang agama yang berbeda. ada yang Kristen, Hindu dan Islam. Saat ini ada 28 orang yang bekerja di SMA Katolik Hikmah Manda, baik guru ataupun pegawai TU. Sementara jumlah siswa sebanyak 260 orang.
"Siswanya 25 persen beragama Islam, 30 persen katolik dan sisanya beragama kristen," jelasnya.
Romo Catur mengatakan. Martina adalah satu-satunya guru yang menggunakan hijab di sekolah yang dia pimpin.
"Kalau ada yang komentar saya memilih tidak mendengarkan, karena yang terpenting adalah prestasinya," katanya sambil tersenyum.
Hal senada juga dijelaskan Romo B Hudiono, ketua Yayasan Karmel Keuskupan Malang kepada Kompas.com. Menurutnya, saat ini yayasan Karmel menaungi 61 sekolah mulai TK hingga SMA yang tersebar di eks karesidenan Besuki, Malang dan Madura.
"Sekolah kita ini adalah miniatur Indonesia. Dan dari 650 karyawan, 110 karyawan kami adalah muslim. Di sekolah kami yang Madura juga ada yang berjilbab. Di sana ada 7 sekolah," jelas Romo Hudiono.
Bahkan saat ada yang melaksanakan ibadah haji dan izin selama 40 hari, pihak yayasan tidak mempermasalahkan.
"Namanya orang beribadah ya kami izinkan. Nggak boleh kalau dilarang-larang. Saya selalu bilang sekolah kita adalah miniatur Indonesia, sekolah kita menjadi perekat kebangsaan. Saya tidak mengizinkan fanatisme sempit tentang agama apapun di sekolah naungan yayasan Karamel," jelasnya.
Baca juga : Potret Kerukunan Antarumat Beragama di Desa Rajeg
Yayasan yang ada sejak 1926 tersebut, menurut Romo Hudiono, adalah lembaga sosial dan pendidikan yang terpanggil untuk mencerdaskan anak bangsa demi tata kehidupan bersama yang berbudaya berdasarkan kasih dan peduli kepada yang miskin.
"Jangan sampai orang tidak sekolah hanya karena alasan miskin," pungkasnya.