Makna Simbolis dan Kejutan Paus Fransiskus di Tanah Suci Betlehem...
Sumber:
http://internasional.kompas.com/read/2014/05/26/0501543/Makna.Simbolis.dan.Kejutan.Paus.Fransiskus.di.Tanah.Suci.Betlehem.
JERUSALEM, KOMPAS.com — Paus Fransiskus, Minggu
(25/5/2014), memberikan dukungan kuat kepada Palestina unuk merdeka.
Menurut dia, sekarang adalah saatnya mewujudkan perdamaian di tanah
tersebut. Ada banyak makna simbolis dan kejutan dari Paus untuk Israel
dan Palestina, dalam kunjungan tiga harinya ke Bethlehem ini.
"Aku
bersamamu," kata Paus kepada sekelompok anak-anak Palestina di kamp
pengungsian di Bethlehem. Dia juga menggelar makan siang pribadi dengan
lima keluarga Palestina yang dirugikan Israel.
Bahkan,
kedatangan Paus di Bethlehem, yang langsung dari Jordania dengan
menumpang helikopter, memiliki makna simbolis yang penting. Kedatangan
Paus sebelumnya, sejak Israel menduduki wilayah Itu pada 1967, selalu
dilakukan lewat Israel.
Para pejabat Palestina memuji keputusan
Fransiskus menggunakan frase "negara Palestina". Dalam agenda resmi
kunjungannya, Vatikan menyebut Presiden Mahmoud Abbas sebagai Presiden
"Negara Palestina" dan kantornya di Bethlehem sebagai "Istana Presiden".
Fransiskus juga menyebut Abbas sebagai orang yang cinta damai.
Warga
Palestina menyambut kedatangan Paus dengan sorak-sorai meneriakkan
"Viva al-Baba!" atau "Hidup Paus!" Bendera Palestina berukuran raksasa,
perpaduan warna putih, hijau, dan hitam, menghiasi alun-alun di
Bethlehem bersama dengan bendera kuning-putih Vatikan.
Alun-alun
di Bethlehem ini merupakan "rumah" bagi gereja kelahiran Kristus,
gereja yang dibangun di atas gua yang berdasarkan tradisi merupakan
tempat Yesus dilahirkan.
"Datang ke Bethlehem dan ke Bethlehem
dari Jordania menunjukkan solidaritas yang indah terhadap rakyat
Palestina yang indah. Kami perlu itu," kata Samar Sakkakin, seorang
warga Amerika keturunan Palestina, dari Canton, Michigan.
Dua negaraBerdampingan
dengan Abbas selama upacara penyambutan, Fransiskus menyatakan,
"Waktunya sudah tiba untuk mengakhiri situasi ini, yang telah menjadi
semakin tidak dapat diterima." Israel dan Palestina, ujar dia, harus
berkorban untuk mendirikan dua negara, dengan perbatasan yang diakui
internasional berdasarkan kerja sama keamanan dan pemenuhan hak untuk
semua orang.
Fransiskus mendesak pula Israel dan Palestina untuk
menahan diri dari setiap tindakan yang akan menggagalkan perdamaian.
Dalam sambutan balasannya, Abbas menyatakan keprihatinannya atas
kegagalan upaya perdamaian beberapa waktu lalu. Abbas pun menyesalkan
kondisi sulit yang harus dialami Palestina.
Dalam pidatonya,
Abbas menyambut intervensi kepausan untuk perdamaian ini. "Kami
menyambut setiap inisiatif dari Anda untuk membawa perdamaian menjadi
kenyataan di Tanah Suci," ujar dia.
Sesudah pertemuan tersebut,
dengan kendaraan beratap terbuka, Paus berhenti di tembok pemisah di
Tepi Barat, yang mengelilingi Bethlehem dari tiga sisi. Israel
menyatakan bangunan itu adalah standar keamanan mereka.
Sebaliknya,
orang Palestina menyatakan tembok itu telah mencaplok tanah mereka dan
mematikan perekonomian Palestina. Fransiskus meletakkan tangannya di
dinding, menundukkan kepala, dan mengucap doa singkat, dengan menyitir
"Palestina merdeka".
Menggagas pertemuan
Kejutan lain adalah undangan Fransiskus bagi Abbas dan Presiden Israel
Shimon Peres. Dia mengundang kedua pemimpin negara itu ke Vatikan untuk
menggelar doa pagi bersama, memohon perdamaian di tanah mereka.
"Saya
menawarkan rumah saya di Vatikan sebagai tempat untuk pertemuan doa,"
kata Fransiskus. Pernyataan itu langsung mendapat tanggapan, baik dari
kantor kepresidenan Israel maupun Palestina. Rencananya, doa bersama di
Vatikan itu akan berlangsung pada 6 Juni 2014.
Undangan tersebut
merupakan kejutan tak terduga, mengingat penekanan sebelumnya bahwa
kunjungan Fransiskus ke Bethlehem adalah murni untuk kegiatan religius,
ziarah memperingati ulang tahun Katolik Ortodoks.
Kesediaan
Peres memenuhi undangan Paus akan menjadi makna simbolis yang besar. Dia
juga mengambil risiko "mengganggu" Perdana Menteri Benjamin Netanyahu
dengan pergerakannya ini.
Netanyahu sebelumnya menyatakan
kemarahan kepada para politisi yang mengulurkan tangan kepada Abbas,
setelah pemimpin Palestina itu melakukan rekonsiliasi dengan kelompok
HAMAS. Bagi Israel, HAMAS adalah kelompok teroris. Namun, kantor
Netanyahu menolak berkomentar soal undangan Paus ini saat dimintai
konfirmasi.
Isaac Herzog, pemimpin oposisi Israel, menyebut Paus
telah mengirim pesan yang sangat jelas kepada Netanyahu dengan undangan
untuk Abbas dan Peres itu. Berbicara di
Channel 2 TV, Herzog berpendapat bahwa pada dasarnya, Paus secara tersirat menyatakan, "Lakukan sesuatu. Tak bisa terus seperti ini."
Dalam
kunjungannya tersebut, Paus kembali menyerukan pewujudan keadilan dan
solusi abadi agar Israel dan Palestina dapat hidup bersama dalam damai.
Menurut dia, Israel layak mendapatkan perdamaian dan keamanan dengan
perbatasan yang diakui secara internasional. Sementara itu, Palestina,
kata dia, juga punya hak untuk hidup bermartabatat dengan kebebasan
bergerak di tanah mereka sendiri.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik: