Senin, 26 Mei 2014

Soal Israel-Palestina, Paus Fransiskus Puji Keberanian Peres dan Abbas




Soal Israel-Palestina, Paus Fransiskus Puji Keberanian Peres dan Abbas



 Sumber:
 http://internasional.kompas.com/read/2014/04/12/0202569/Paus.Fransiskus.Minta.Maaf.kepada.Para.Korban.Pelecehan.Imam

ROMA, KOMPAS.com -- Paus Fransiskus, Senin (26/5/2014), menyatakan, Presiden Israel Shimon Peres dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas punya keberanian dengan menerima undangannya datang ke Vatikan untuk berdoa bersamanya.

"Abbas dan Peres punya keberanian untuk bergerak maju," kata Fransiskus kepada para wartawan dalam penerbangan pulang dari lawatan ke Timur Tengah. Paus membuat beberapa kejutan untuk mendorong perdamaian di wilayah itu di sela kunjungan tiga hari untuk peringatan ulang tahun Kristen Ortodoks.

Menurut Paus, undangannya kepada kedua pemimpin negara tersebut bukan langkah diplomasi, melainkan juga bagian dari spiritualitas. "Pertemuan di Vatikan adalah doa bersama. Itu bukan mediasi," kata dia. "Ini doa tanpa diskusi," imbuh dia.

Paus Fransiskus membuat tawaran pribadi bagi perdamaian Palestina dan Israel, Minggu (25/5/2014), dengan mengundang kedua pemimpin negara bergabung dengannya untuk doa bersama, doa memohon diakhirinya konflik di kawasan tersebut yang menurut dia sudah semakin tak dapat diterima setelah kegagalan pembicaraan damai yang dimotori Amerika Serikat.

Pejabat senior Palestina, Minggu, menyatakan, Abbas menerima undangan yang dijadwalkan untuk 6 Juni 2014 itu. Adapun jawaban dari Peres datang pada Senin dengan pernyataan, "Kami akan senang memanjatkan doa seperti ini di rumah kami maupun di rumah Anda, sesuai dengan undangan Anda yang murah hati seperti pilihan Anda."




Editor : Palupi Annisa Auliani

Makna Simbolis dan Kejutan Paus Fransiskus di Tanah Suci Betlehem...

Makna Simbolis dan Kejutan Paus Fransiskus di Tanah Suci Betlehem...



Sumber:
http://internasional.kompas.com/read/2014/05/26/0501543/Makna.Simbolis.dan.Kejutan.Paus.Fransiskus.di.Tanah.Suci.Betlehem.

JERUSALEM, KOMPAS.com — Paus Fransiskus, Minggu (25/5/2014), memberikan dukungan kuat kepada Palestina unuk merdeka. Menurut dia, sekarang adalah saatnya mewujudkan perdamaian di tanah tersebut. Ada banyak makna simbolis dan kejutan dari Paus untuk Israel dan Palestina, dalam kunjungan tiga harinya ke Bethlehem ini.

"Aku bersamamu," kata Paus kepada sekelompok anak-anak Palestina di kamp pengungsian di Bethlehem. Dia juga menggelar makan siang pribadi dengan lima keluarga Palestina yang dirugikan Israel.

Bahkan, kedatangan Paus di Bethlehem, yang langsung dari Jordania dengan menumpang helikopter, memiliki makna simbolis yang penting. Kedatangan Paus sebelumnya, sejak Israel menduduki wilayah Itu pada 1967, selalu dilakukan lewat Israel.

Para pejabat Palestina memuji keputusan Fransiskus menggunakan frase "negara Palestina". Dalam agenda resmi kunjungannya, Vatikan menyebut Presiden Mahmoud Abbas sebagai Presiden "Negara Palestina" dan kantornya di Bethlehem sebagai "Istana Presiden". Fransiskus juga menyebut Abbas sebagai orang yang cinta damai.

Warga Palestina menyambut kedatangan Paus dengan sorak-sorai meneriakkan "Viva al-Baba!" atau "Hidup Paus!" Bendera Palestina berukuran raksasa, perpaduan warna putih, hijau, dan hitam, menghiasi alun-alun di Bethlehem bersama dengan bendera kuning-putih Vatikan.

Alun-alun di Bethlehem ini merupakan "rumah" bagi gereja kelahiran Kristus, gereja yang dibangun di atas gua yang berdasarkan tradisi merupakan tempat Yesus dilahirkan.

"Datang ke Bethlehem dan ke Bethlehem dari Jordania menunjukkan solidaritas yang indah terhadap rakyat Palestina yang indah. Kami perlu itu," kata Samar Sakkakin, seorang warga Amerika keturunan Palestina, dari Canton, Michigan.

Dua negara

Berdampingan dengan Abbas selama upacara penyambutan, Fransiskus menyatakan, "Waktunya sudah tiba untuk mengakhiri situasi ini, yang telah menjadi semakin tidak dapat diterima." Israel dan Palestina, ujar dia, harus berkorban untuk mendirikan dua negara, dengan perbatasan yang diakui internasional berdasarkan kerja sama keamanan dan pemenuhan hak untuk semua orang.

Fransiskus mendesak pula Israel dan Palestina untuk menahan diri dari setiap tindakan yang akan menggagalkan perdamaian. Dalam sambutan balasannya, Abbas menyatakan keprihatinannya atas kegagalan upaya perdamaian beberapa waktu lalu. Abbas pun menyesalkan kondisi sulit yang harus dialami Palestina.

Dalam pidatonya, Abbas menyambut intervensi kepausan untuk perdamaian ini. "Kami menyambut setiap inisiatif dari Anda untuk membawa perdamaian menjadi kenyataan di Tanah Suci," ujar dia.

Sesudah pertemuan tersebut, dengan kendaraan beratap terbuka, Paus berhenti di tembok pemisah di Tepi Barat, yang mengelilingi Bethlehem dari tiga sisi. Israel menyatakan bangunan itu adalah standar keamanan mereka.

Sebaliknya, orang Palestina menyatakan tembok itu telah mencaplok tanah mereka dan mematikan perekonomian Palestina. Fransiskus meletakkan tangannya di dinding, menundukkan kepala, dan mengucap doa singkat, dengan menyitir "Palestina merdeka".

Menggagas pertemuan

Kejutan lain adalah undangan Fransiskus bagi Abbas dan Presiden Israel Shimon Peres. Dia mengundang kedua pemimpin negara itu ke Vatikan untuk menggelar doa pagi bersama, memohon perdamaian di tanah mereka.

"Saya menawarkan rumah saya di Vatikan sebagai tempat untuk pertemuan doa," kata Fransiskus. Pernyataan itu langsung mendapat tanggapan, baik dari kantor kepresidenan Israel maupun Palestina. Rencananya, doa bersama di Vatikan itu akan berlangsung pada 6 Juni 2014.

Undangan tersebut merupakan kejutan tak terduga, mengingat penekanan sebelumnya bahwa kunjungan Fransiskus ke Bethlehem adalah murni untuk kegiatan religius, ziarah memperingati ulang tahun Katolik Ortodoks.

Kesediaan Peres memenuhi undangan Paus akan menjadi makna simbolis yang besar. Dia juga mengambil risiko "mengganggu" Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan pergerakannya ini.

Netanyahu sebelumnya menyatakan kemarahan kepada para politisi yang mengulurkan tangan kepada Abbas, setelah pemimpin Palestina itu melakukan rekonsiliasi dengan kelompok HAMAS. Bagi Israel, HAMAS adalah kelompok teroris. Namun, kantor Netanyahu menolak berkomentar soal undangan Paus ini saat dimintai konfirmasi.

Isaac Herzog, pemimpin oposisi Israel, menyebut Paus telah mengirim pesan yang sangat jelas kepada Netanyahu dengan undangan untuk Abbas dan Peres itu. Berbicara di Channel 2 TV, Herzog berpendapat bahwa pada dasarnya, Paus secara tersirat menyatakan, "Lakukan sesuatu. Tak bisa terus seperti ini."

Dalam kunjungannya tersebut, Paus kembali menyerukan pewujudan keadilan dan solusi abadi agar Israel dan Palestina dapat hidup bersama dalam damai. Menurut dia, Israel layak mendapatkan perdamaian dan keamanan dengan perbatasan yang diakui secara internasional. Sementara itu, Palestina, kata dia, juga punya hak untuk hidup bermartabatat dengan kebebasan bergerak di tanah mereka sendiri.



Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Editor : Palupi Annisa Auliani
Sumber: Associated Press

Paus Fransiskus Minta Maaf kepada Para Korban Pelecehan Imam


Paus Fransiskus Minta Maaf kepada Para Korban Pelecehan Imam

Sumber:
 http://internasional.kompas.com/read/2014/04/12/0202569/Paus.Fransiskus.Minta.Maaf.kepada.Para.Korban.Pelecehan.Imam
 
 
Sabtu, 12 April 2014 | 02:02 WIB

VATIKAN, KOMPAS.com — Paus Fransiskus, Jumat (11/4/2014), mengatakan, dia bertanggung jawab secara pribadi untuk tindakan para imam "jahat" yang memerkosa dan menganiaya anak-anak. Dia meminta pengampunan dari para korban dan mengatakan gereja harus lebih berani dalam upayanya melindungi kaum muda.

Pernyataan Fransiskus ini merupakan yang pertama kali dilakukan seorang Paus terkait kejahatan seksual yang melibatkan imam. Langkah dia dinilai merupakan bentuk kepekaannya atas kritik dari kelompok korban yang mempertanyakan kurangnya perhatian gereja dan pemahaman atas perkara ini.

Perubahan mulai terjadi pada bulan lalu ketika Paus Fransiskus menunjuk empat perempuan dan satu korban pelecehan untuk masuk dalam sebuah tim panel di Vatikan yang akan membahas sanksi untuk para uskup yang terlibat pedofil.

Fransiskus menyampaikan pernyataannya itu kepada Catholic Child Bureau International, jaringan organisasi Katolik di Perancis yang melindungi hak-hak anak. Di perpustakaan, Fransiskus berbicara perlahan dan lembut, sengaja menggunakan bahasa Spanyol dan tak membaca teks yang sudah disiapkan sebelumnya.

"Saya merasa terdorong untuk mengambil tanggung jawab pribadi atas semua kejahatan para imam—banyak jumlahnya, tidak untuk dibandingkan dengan jumlah totalnya—memikul tanggung jawab pribadi dan meminta maaf atas kerusakan yang disebabkan oleh pelecehan seksual terhadap anak-anak," kata Fransiskus.

"Gereja menyadari kerusakan ini," lanjut Paus. "Kami tidak ingin mengambil langkah mundur dalam menangani masalah ini dan sanksi yang harus dikenakan. Sebaliknya, saya pikir kita harus lebih kuat! Anda tidak bermain-main dengan kehidupan anak-anak."

Tidak ada Paus yang pernah mengambil tanggung jawab pribadi untuk puluhan ribu anak-anak yang telah dilecehkan oleh para imam selama puluhan tahun. Para uskup pun memilih memindahkan para imam yang diduga melakukan pelecehan itu ke paroki lain daripada melaporkannya ke polisi.

Paus Yohanes Paulus II mengecam imam yang melecehkan anak-anak dengan menyebut tak ada tempat untuk mereka di imamat. Adapun Paus Benediktus XVI menyatakan bersimpati kepada para korban. Namun, tak ada yang pernah mengambil tanggung jawab pribadi atas dan meminta maaf seperti yang dilakukan Fransiskus.

Meskipun samar, pernyataan Fransiskus tentang "sanksi yang harus dikenakan" bisa menjadi rujukan untuk tuntutan pertanggungjawaban dari para uskup. Namun, kelompok korban pelecehan ini di Amerika Serikat, SNAP, bersikap skeptis.

"Kami minta umat Katolik di dunia untuk terkesan dengan perbuatan, bukan kata-kata," kata Direktur SNAP Barbara Dorris dalam sebuah pernyataan. "Sampai Paus mengambil tindakan tegas melindungi anak-anak, (kita harus) bersikap skeptis dan waspada."

Penulis: Palupi Annisa Auliani
Editor : Palupi Annisa Auliani
Sumber: Associated Press

Korban Pelecehan Imam di Italia Meminta Keadilan kepada Paus Fransiskus




Korban Pelecehan Imam di Italia Meminta Keadilan kepada Paus Fransiskus

Sabtu, 10 Mei 2014 | 06:29 WIB


Sumber:
  http://internasional.kompas.com/read/2014/05/10/0629390/Korban.Pelecehan.Imam.di.Italia.Meminta.Keadilan.kepada.Paus.Fransiskus


VATIKAN, KOMPAS.com — Korban pelecehan seks oleh para imam di Italia, Jumat (9/5/2014), meminta keadilan langsung kepada Paus Fransiskus. Mereka meminta Paus membentuk komisi untuk menyelidiki "halaman belakang" Vatikan.

Dalam surat dan video yang diunggah di dunia maya, 17 korban mengecam perlakuan yang mereka terima dari Gereja Katolik dan Vatikan. Setengah dari para korban ini adalah mantan siswa dari sekolah tunarungu yang terkenal di Verona, Italia.

Di sekolah tersebut, ratusan anak-anak diyakini telah mengalami penyerangan seksual selama bertahun-tahun oleh dua lusin imam dan bruder. Organisasi Abuse Network, salah satu organisasi paling aktif di Italia, menyatakan telah mengirimkan salinan video tuntutan ini kepada Wakil Menteri Luar Negeri Vatikan.

Lewat surat lain yang dikirimkan langsung kepada Fransiskus pada bulan lalu, para korban dari sekolah di Verona telah menyerukan pembentukan komisi penyelidikan sebagaimana yang telah dibentuk di Irlandia dan Australia, untuk menyelidiki dugaan kekerasan seksual oleh para imam itu di Italia.

Organisasi ini telah mengunggah sekitar 150 nama para imam di Italia. Menurut organisasi tersebut, para imam itu telah mendapatkan vonis dari pengadilan Italia sejak 2000, atas kejahatan dan penyelahgunaan.

Menurut organisasi ini, vonis pengadilan tersebut menunjukkan bahwa kejahatan itu nyata terjadi di Italia. Namun, kata mereka, Konferensi Wali Gereja Italia terlalu lamban menanggapi masalah itu dan baru pada tahun ini mengeluarkan pedoman mandat Vatikan tentang cara melindungi anak-anak dari ancaman kejahatan seksual.

Namun, kelompok-kelompok korban pelecehan seksual oleh para imam ini meradang karena pedoman yang diterbitkan Wali Gereja itu tetap mencantumkan bahwa uskup tidak punya kewajiban hukum untuk melaporkan kasus pelecehan kepada kepolisian. Dalam panduan itu, para uskup hanya terkena kewajiban moral untuk melaporkan pelecehan tersebut.

Salah satu penasihat kunci Paus, Kardinal Sean O'Malley, mengatakan, "kekurangan" dalam panduan hasil konferensi nasional para uskup itu akan "ditambal" oleh Dewan Penasihat Paus yang menangani skandal pelecehan seksual.


Editor : Palupi Annisa Auliani
Sumber: Associated Press

Paus Fransiskus: Di Masa Depan, Sangat Mungkin Ada Banyak Paus Pensiun


News / Internasional

Paus Fransiskus: Di Masa Depan, Sangat Mungkin Ada Banyak Paus Pensiun



http://internasional.kompas.com/read/2014/05/27/0734441/Paus.Fransiskus.Di.Masa.Depan.Sangat.Mungkin.Ada.Banyak.Paus.Pensiun
ROMA, KOMPAS.com -- Paus Fransiskus, Senin (26/5/2014), menyatakan ada saja kemungkinan dia akan mengambil langkah pensiun sebagai paus seperti pendahulunya, Paus Benediktus XVI, alih-alih menjabat sampai meninggal. Konsep paus emeritus, menurut dia, suatu saat kelak akan menjadi hal biasa di lingkungan gereja.

"Saya akan melakukan apa yang Tuhan beritahu saya untuk lakukan," kata Paus dalam perjalanan pulang dari lawatan ke Timur Tengah, Senin (26/5/2014). Dia menyampaikan hal itu ketika ditanya apakah dia akan mengambil langkah pensiun bila kesehatannya tak memungkinkannya memerintah gereja dengan 1,2 miliar pengikut di seluruh dunia ini.

"Saya berpikir bahwa Benediktus XVI bukanlah kasus yang unik. Saya pikir kita harus melihat dia (dengan sudut pandang) lembaga yang membuka pintu, (yaitu) pintu untuk paus emeritus," kata Fransiskus yang sekarang berusia 77 tahun.

Paus Fransiskus menyatakan bahwa fakta orang-orang sekarang cenderung berumur panjang membuka kemungkinan di masa depan seorang paus mengundurkan diri karena alasan kesehatan. "Apakah akan ada lebih banyak (pengunduran diri kepausan)? Tuhan yang tahu, tapi pintu itu terbuka," kata dia.

Paus Benediktus XVI merupakan paus pertama sejak abad pertengahan yang mengundurkan diri secara sukarela pada Februari 2013.

Editor : Palupi Annisa Auliani
Sumber: Reuters

Paus Fransiskus: Imam Pelaku Kejahatan Seksual adalah Massa Setan

News / Internasional

Paus Fransiskus: Imam Pelaku Kejahatan Seksual adalah Massa Setan

Sumber: 

http://internasional.kompas.com/read/2014/05/27/0858561/Paus.Fransiskus.Imam.Pelaku.Kejahatan.Seksual.adalah.Massa.Setan

ROMA, KOMPAS.com -- Paus Fransiskus, Senin (26/5/2014), menyatakan, para imam pelaku kejahatan seksual adalah massa setan. Dia pun menyatakan toleransi nol bagi siapa pun di gereja Katolik, termasuk uskup, yang melecehkan anak-anak.

Berbicara kepada wartawan di pesawat yang membawanya pulang dari kunjungan ke Timur Tengah, Paus juga menyatakan akan menggelar pertemuan pertama dengan keluarga anak-anak korban pelecehan imam. Pertemuan dijadwalkan berlangsung di Vatikan pada awal Juni 2014.

Ketika ditanya apakah dia akan menindak uskup yang diduga melakukan pelecehan seksual, Paus Fransiskus menyatakan bahwa akan ada anak laki-laki tak berayah dan tak akan ada hak istimewa untuk anak-anak itu. Paus menambahkan, sekarang ada tiga uskup yang sedang dalam penyelidikan terkait dugaan pelecehan seksual.

"Pelecehan seksual merupakan kejahatan yang jelek seperti... karena seorang imam yang melakukan hal ini mengkhianati tubuh Tuhan.. Ini seperti massa setan," ujar Paus menggunakan frasa yang berbelit-belit untuk situasi yang mengguncang gereja tersebut selama setidaknya satu dekade terakhir. "Kita harus menghadapinya dengan toleransi nol," imbuh dia.

Menurut Paus Fransiskus, dalam pertemuan awal bulan depan dia akan menemui sekitar delapan keluarga korban pelecehan para imam. Pertemuan tersebut rencananya akan dihadiri pula oleh Kardinal Sean Patrick O'Malley dari Boston, kepala komisi yang dibentuk Vatikan untuk mencari solusi atas krisis ini.

Fransiskus berbicara kepada wartawan di dalam penerbangan pulang ke Roma selama sekitar satu jam. Dia mengatakan, pertemuan dengan para korban akan digelar selepas misa pagi. Bila pertemuan tersebut jadi digelar, maka ini akan menjadi pertemuan langsung yang pertama Paus Fransiskus dengan para keluarga korban sejak terpilih menduduki Takhta Suci pada Maret 2013.


Editor : Palupi Annisa Auliani
Sumber: Reuters

PAUS FRANSISKUS: SELIBAT BUIKAN DOGMA, JADI BISA DIUBAH

News / Internasional

Paus Fransiskus: Bukan Dogma, Aturan Hidup Selibat Bisa Diubah


  Sumber:
http://internasional.kompas.com/read/2014/05/27/0707423/Paus.Fransiskus.Bukan.Dogma.Aturan.Hidup.Selibat.Bisa.Diubah?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp


ROMA, KOMPAS.com -- Meski berkeyakinan bahwa para imam Katolik Roma tetap harus menaati aturan hidup selibat, Paus Fransiskus menyatakan aturan selibat bukan dogma yang tak bisa diubah dan karenanya pintu perubahan selalu terbuka.

Komentar serupa pernah Fransiskus lontarkan saat dia masih menjadi Uskup Agung di Buenos Aires, Argentina. Kali ini, pernyataan itu dia buat di atas pesawat sepulang dari perjalanan pertamanya ke Timur Tengah setelah menjadi Paus.

"Selibat bukanlah dogma," kata Paus Fransiskus, Senin (26/5/2014), saat menjawab pertanyaan tentang adakah kemungkinan gereja Katolik mengizinkan para imam menikah sebagaimana yang terjadi di gereja Kristen yang lainnya.

"(Aturan selibat) ini adalah aturan hidup yang saya sangat hargai dan saya pikir itu adalah hadiah bagi gereja. Namun, karena (aturan selibat) ini bukan dogma, pintu (untuk mengizinkan pernikahan imam) selalu terbuka," kata dia.

Dalam ajaran Katolik, gereja mengajarkan bahwa seorang imam harus mendedikasikan diri secara total untuk panggilannya, mengambil gereja sebagai "istri", untuk memenuhi misi mereka. Namun, karena selibat adalah tradisi yang baru dimulai sekitar 1.000 tahun silam, bukan bagian dari dogma, maka aturan ini bukan tak mungkin berubah.

Saat ini tekanan untuk mengubah aturan selibat menguat, terutama menyusul terungkapnya skandal pelecehan seksual oleh para imam di berbagai belahan dunia. Para pendukung selibat adalah pilihan dan bukan keharusan, berpendapat bahwa frustrasi seksual merupakan salah satu pemicu kasus-kasus pelecehan seksual oleh para imam tersebut.

Namun, sampai sekarang gereja Katolik masih menolak argumentasi untuk kasus paedofilia itu. Menurut gereja, kasus kejahatan seksual yang dilakukan di dalam maupun di luar gereja ini merupakan perbuatan orang-orang dengan gangguan psikologis.


Editor : Palupi Annisa Auliani




Senin 01 Juli 2019, 09:54 WIB

Apakah Gereja Katolik Akan Mengizinkan Pria Beristri Menjadi Pastor?

BBC World - detikNews

https://news.detik.com/bbc-world/d-4606476/apakah-gereja-katolik-akan-mengizinkan-pria-beristri-menjadi-pastor?tag_from=news_mostpop
Apakah Gereja Katolik Akan Mengizinkan Pria Beristri Menjadi Pastor?
Vatikan -Pastor di Amazon.Kelangkaan pastor di daerah Amazon menyebabkan masyarakat baru dapat bertemu pastor setelah berbulan-bulan. (Getty Images)


Xingu, negara bagian Para, Amazon, adalah salah satu wilayah terbesar Gereja Katolik Roma di Brasil - luasnya 365 ribu km2 dan lebih 70% dari 576.000 penduduknya beragama Katolik.
Meskipun demikian hanya terdapat 30 pastor di sana, yang berarti sejumlah masyarakat hanya dapat bertemu pastor dua kali dalam setahun.
Xingu menjadi studi kasus bagi gerakan di dalam gereja yang berusaha mengatasi kekurangan pastor di daerah terpencil dengan mengizinkan pria yang telah menikah untuk ditahbiskan. Ini bertentangan dengan peraturan yang telah berlangsung lama terkait dengan selibasi dalam agama Katolik.
Usulan kontroversial ini disampaikan lewat dokumen kerja yang diterbitkan gereja minggu lalu dan akan dibicarakan pada Sinode Amazon Vatikan, pertemuan para uskup di Roma pada bulan Oktober.
PastorApakah "efek Amazon" akan menyebar ke daerah lain? (Getty Images)

Ini bukanlah untuk pertama kalinya Vatikan menerima pastor yang menikah - tahun 2009 mereka menerima pendeta Anglikan yang meninggalkan Gereja Inggris, terutama karena tidak menyetujui kebijakan pentahbisan uskup perempuan dan gay.
Pastor di sejumlah denominasi Katolik Bagian Timur juga dapat menikah.
Meskipun demikian, Sinode Amazon dipandang dapat membawa perubahan besar pada doktrin Katolik.
Tidak ada "selibat sebagai pilihan"
Ini juga akan menjadi salah satu momen paling kontroversial kepemimpinan Paus Fransiskus.
Paus yang mulai memimpin pada tahun 2013 itu sudah menyatakan dukungan terhadap peraturan khusus untuk daerah terpencil, meskipun dia dengan tegas menolak "selibat sebagai pilihan" menjadi aturan umum.
"Keputusan saya adalah: tidak kepada selibat sebagai pilihan," kata Fransiskus kepada para wartawan pada bulan Januari.
"Saya tidak akan melakukan itu. Saya tidak merasa dapat berhadapan dengan Tuhan terkait dengan keputusan itu."
Gereja kosong.Gereja di daerah terpencil Amazon berjuang untuk mendapatkan pastor. (Getty Images)


Usulan
Pemikiran yang beredar di Vatikan adalah mengizinkan penahbisan terbatas pria tua yang, menurut dokumen yang dikeluarkan minggu lalu, "dihormati dan diterima masyarakatnya, meskipun mereka telah memiliki keluarga yang stabil, untuk memastikan Sakramen yang menyertai dan menopang kehidupan Kristen."
Para pria ini disebut gereja sebagai viri probati, pria menikah yang kearifannya sudah terbukti.
Hutan Amazon seluas 7,5 juta km2 di Brasil, Ekuador, Venezuela, Suriname, Peru, Kolombia, Bolivia, Guyana dan Guiana Prancis, dan merupakan hutan tropis terbesar dunia.
Lebih dari 30 juta orang tinggal di daerah ini, sebagian besar umat Katolik.
Ini adalah daerah yang menghadapi berbagai tantangan logistik, termasuk perlunya menggunakan perahu guna mencapai daerah terpencil. Sementara Gereja Katolik mengizinkan petugas penyelenggara melakukan berbagai upacara seperti pembaptisan, hanya pastor yang dapat memberikan komune mendengarkan pengakuan.
Gereja Evangelis di hutan.Gereja Evangelis menggunakan kesempatan untuk menyebarkan agama di Amazon. (Getty Images)

Persyaratan tersebut tidak menjadi bagian dari keyakinan Protestan dan ini dapat menjelaskan mengapa gereja Evangelis berkembang di Amazon Brasil - proporsinya naik dari 19,8% menjadi hampir 30% dari tahun 2000 dan 2010 menurut data sensus.
"Bukannya kami mengusulkan diakhirinya selibasi. Kami berpandangan melakukan ritus seperti komune seharusnya tidak hanya untuk pria selibat," kata Erwin Kautler, Uskup Emeritus Xingu.
Praktik kuno
"Kami menolak keadaan dimana masyarakat tersisih karena kelangkaan pastor. Siapa pun berhak untuk memilih hidup selibat. Terdapat banyak orang yang memilih itu dan menjadi bahagia," Kautler menambahkan.
Tetapi selibasi sebenarnya tidak selamanya sebuah praktik umum dalam Gereja Katolik Roma. Paus pertama, Petrus, menikah. Demikian juga dengan rasul-rasul lainnya. Selibasi baru dijadikan sebagai peraturan pada abad ke-12.
Sementara argumen utamanya adalah memastikan komitmen sepenuhnya para pastor, selibasi juga memberikan keuntungan karena anak atau istri pastor tidak dapat mengklaim properti yang didapat selama pastor tersebut masih hidup, yang berarti harta itu adalah milik gereja.
Paus Fransiskus di Peru.Paus Fransiskus membicarakan tantangan yang dihadapi orang Amazon. (Getty Images)

Meskipun peraturan khusus tersebut sampai sejauh ini hanya mengacu kepada Amazon, keputusan ini dapat menyebar ke daerah lain jika berhasil. Tetapi usulan ini menghadapi penolakan cukup kuat dari para uskup Katolik dan dapat memicu ketidakpuasan terhadap pandangan lain dari Paus yang lebih progresif lagi.
Kelangkaan dunia
"Kelompok konservatif sama sekali tidak akan menyukainya," kata ahli Vatikan asal Inggris Austin Ivereigh, penulis dua buku tentang Paus Fransiskus.
Tetapi Roque Paloschi, Uskup Agung Porto Velho, keuskupan di Amazon Brasil, mengatakan melonggarkan peraturan sangatlah penting bagi gereja.
A global shortage of priests. [ 1.3 billion Number of Catholics worldwide, which has doubled since 1970 ] [ 414,582 priests, a number that has stagnated since 1970 ], Source: Source: CARA/Georgetown University, Image:
"Kami harus memperhitungkan masalah setempat," katanya saat mengacu kepada tugas berbakti untuk 950 ribu penduduk sementara pastor di Porto Velho hanya berjumlah 47 orang.
"Terdapat kebutuhan untuk berhenti menjadi gereja berpindah-pindah dan menjadi gereja yang tetap hadir di antara masyarakat."
Tetapi apakah rekan-rekannya akan menerima perubahan ini?
Meskipun demikian kekurangan pastor bukanlah hanya karena masalah gereja terpencil. Angka berdasarkan data Vatikan menunjukkan jumlah pastor di dunia terhenti pada angka sekitar 400.000 sejak tahun 1970.
Sementara pada periode yang sama, penduduk Katolik dunia naik dari 653,6 juta orang menjadi lebih 1,3 miliar jiwa.
DO NOT DELE