KOTBAH PEMIMPIN GEREJA
1. Kotbah Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunyamin , OSC saat Pentahbisan Dua Imam OSC
https://www.youtube.com/watch?v=lRYCrY8JQ8E
Tahbisan Imam Ordo Salib Suci 2022 - Gereja Katedral Bandung
Sambutan Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC -
Perayaan 114 Tahun Gereja Katolik di Papua Selatan
Mgr. Mandagi Mengkritik para Imam dan Suster
Khotbah - Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC, pada 25 Tahun Tahbisan Epsikopal
Homili R.P Agustinus Sudarno,OSC "Salib Menjadi Inspirasi"-H.R Kristus Raja Semesta Alam 20 Nov 2022
"Salib Menjadi Inspirasi"
Sister Briege McKenna, O.S.C. Medjugorje 20th of Sept 2022
WATUNGGEGHA ; Apa Kata Uskup Ende Dalam Homilinya?
Misa Inkulturasi Dayak
TAHBISAN IMAM || P.AGUSTINUS AFRIDUS,RCJ || P.DAMIANUS DOE,RCJ
Kisah St. Longinus perwirra Romawi yang menikam lambung
Yesus dengan tombak:
LONGINUS:
Inilah nama perwira yg menombak Yesus saat tergantung di
Salib. Ia yg hampir buta, disembuhkan ketika sebagian darah & air dari
lambung Yesus jatuh ke matanya dan ia langsung berseru, "Sungguh, Ia adl
Anak Allah!" [Mrk 15:39]
Ia keluar dari ketentaraan dan menjadi biarawan di
Kapadokia. Tombaknya kini berada di pilar Basilika St Petrus - Vatikan.
Kisah Santo Longinus.
Gereja Katholik memberi nama Longinus kepada komandan
prajurit Romawi (Centurion) yang memimpin dan mengawasi prosesi penyaliban
Yesus di bukit Tengkorak.
Gereja bahkan menganugerahkan kepadanya gelar Santo.
Longinus adalah orang yang telah menikam lambung Yesus
dengan tombak saat Ia tergantung tak berdaya di kayu salib.
Anugerah Santo untuk penikam Orang Yang Dikuduskan? Menarik.
Jati diri persis si perwira sebenarnya tak diketahui pasti,
tetapi kesaksian hidupnya sangat luar biasa hingga gereja mencatat
perjuangannya, memberinya nama bahkan gelar sebagai orang suci.
Pertama, mengapa lambung harus ditombak?
Penikaman lambung adalah prosedur standar yang selalu
dilakukan oleh komandan Romawi saat memimpin prosesi hukuman penyaliban.
Alasannya begini: Orang yang telah tak berdaya di kayu salib
bisa jadi ia hanya pingsan, dan tentara yang mengawal prosesi tentu tak mau
bertindak ceroboh dengan meninggalkan si pesakitan begitu saja.
Bisa jadi kemudian, saat semua orang telah pergi, pengikut
si hukuman akan datang menolong dan menurunkan dari salib.
Nah, untuk mencegah kemungkinan si pesakitan hidup lagi
sekaligus guna mempercepat kematian si terhukum -bila ia hanya pingsan- maka
lambung harus ditikam. Itu prosedur bakunya.
Setelah melihat Yesus sudah lemah tak berdaya, Longinus lalu
meminjam Hasta bawahannya dan mendekat ke tiang salib.
Hasta adalah tombak khas prajurit infantri Romawi. Diambil
dari bahasa Latin. Panjangnya sekitar lengan orang dewasa terentang penuh lebih
sedikit.
Prajurit pemakainya disebut Hastati.
Pasukan Hastati biasanya juga membawa pedang ( disebut
Gladius) di pinggang dan tangan kanan menenteng tameng kotak (dinamakan Scutum)
Nama Hasta (bukan Hasta - lengan- dari bahasa Sansekerta)
biasanya juga dipakai untuk mengukur panjang. Di beberapa daerah masih dipakai
hingga saat ini. Kita pernah mendengar, misalnya, kata-kata "panjang
tanahmu berapa Hasta atau berapa tombak?"
Kembali ke Longinus.
Setelah memegang Hasta, ia berdiri tepat di bawah salib.
Longinus harus mendekat agar tak salah sasaran. Maklum, penglihatannya
bermasalah. Matanya sakit dan sejatinya ia nyaris buta.
Sejenak ia mengedip-kedipkan matanya, berusaha untuk melihat
lebih fokus. Setelah yakin, tombak ia hunjam dengan mantap.
Baja tajam langsung menancap masuk lambung! Cleb! Darah
bercampur air langsung muncrat keluar. Percikan darah diantaranya juga
menciprat mata Longinus!
Secara reflek ia mundur sambil mengusap matanya, ia kembali
mendongak dan seketika itu juga ia merasakan keajaiban pada matanya.
Penglihatannya menjadi terang benderang! Spontan mulut nya langsung memuji,
"sungguh, orang ini adalah Anak Allah" (injil Markus 15: 39)
Ucapannya demikian mantap hingga Longinus termasuk dalam
hitungan sebagai orang yang Percaya pertama kali akan Kekudusan Yesus.
Lubang di lambung adalah luka kelima, luka terakhir.
Luka pertama adalah luka punggung karena dicambuk, disusul
luka kepala karena ditancapkan mahkota dari anyaman tanaman berduri, lalu luka
kaki dan telapak tangan karena dipaku.
Meski melewati berbagai penyiksaan, tapi, tak ada tulang-Nya
yang diremukkan. Sebelumnya, ada seorang prajurit yang sudah mengambil martil
besar yang tadi digunakan untuk memaku, dan siap meremukkan tulang kering-Nya,
tetapi seorang prajurit lain mencegahnya. Hal ini tepat seperti nubuatan para
nabi yang hidup sebelum Yesus, bahwa tubuh-Nya akan disalibkan tetapi tulangnya
tak ada yang diremukkan.
Setelah kesembuhan ajaib pada penglihatannya , Longinus lalu
melakukan perubahan drastis dalam hidupnya.
Ia keluar dari dinas militer, meninggalkan kepercayaan
Romawi kuno yang masih menyembah berhala dan mempelajari ajaran Yesus Kristus.
Setelah mantap ia masuk dan berkeliling sekitar Yunani-Turki
untuk mewartakan Kabar Keselamatan kepada semua orang.
Longinus berkelana ke berbagai kota yang penduduknya masih
menyembah berhala.
Ajarannya kerap mendapat penolakan keras dan akhirnya ia ditangkap
di kawasan dataran tinggi Turki bernama Kapadokia. Giginya dicabut paksa dan
lidahnya dipotong, dalam ketakberdayaannya Longinus tetap mewartakan Kabar
Baik.
Perwira pemberani itu akhirnya meninggal dan pengikutnya
menganggap ia seorang martir.
Gereja Katholik Roma mengakui semua pengorbanannya dan
menobatkan Longinus sebagai seorang Santo, sebuah sebutan luhur untuk orang
yang telah terbukti menjalani hidup dengan penuh kebajikan yang heroik, atau
disebut juga suci (kudus).
Tombak Longinus masih tersimpan dan sebuah patung didirikan
untuk mengenang Longinus ditempatkan di Basilika Santo Petrus di kota Vatikan.
Beberapa film dan novel dibuat untuk melukiskan kemartiran
Longinus.
Moral kisah ini: Seorang lawan -musuh- yang paling jahat dan
pendosa sekalipun bisa diubah Tuhan menjadi seorang martir yang hebat. Longinus
menyambut uluran Tangan Tuhan untuk berjalan bersama Dia, selagi masih ada
waktu.
Selamat Paskah saudaraku, Tuhan memberkati. Teruslah berbuat
kebajikan selagi masih benderang.
Diilhami dari postingan rekan "AHG" (Andika
Hananto Gunawan)