DEVOASI KEPADA MARIA
Dalam Gereja Katolik, Maria mendapat tempat yang sangat khas karena sering diperngiati dan dirayakan dalam perayaan iman. Dalam setahun Gereja Katolik menyiapkan 2 bulan khusus untuk Maria, yakni Bulan Mei dan Bulan Oktober. Mei dikenang sebagai bulan Maria. Mengapa? Tentu Gereja memoliki alasan.
Lalu Bulan Oktober dijadikan bulan Rosario. Mengapa? Karena sejarah mencatat bahwa Pasukan Katolik bisa memenangai Perang Salib melawan pasukan Islam dalam perang di Eropa berkat peran Bubda Maria melalui Doa Rosario yang didaraskan negara-negara Katolik di Eropa saat meletusnya perang Salib saat itu. Pada Tahun ....... terjadi Perang anatara Pasukan Katolik melawan Islam. Pimpinan Gereja Katolik memminta...... dar Spanyol untuk memimpin perang melwan pasukan Islam yang menginvasi Eropa. Dalam pertempuran di Lepanto (?) pasukan Islam berhasil dipukul mundur. Saat perang terjadi, orang-orang Katolik diajak untuk mendaraskan doa Rosario selama perang berlangsung. Alhasil Pasukan Islam berhasil dikalahkan dan mundur dari Eropa. Atas dasar itu Paus menetapkan Bulan Oktober sebagai Bulan Rosario,
JPS, 26 Oktober 2021
Mengapa kita bercevosi kepada Bunda Maria?
Gelar Bunda Maria
1. 𝗠𝗔𝗥𝗜𝗔 𝗥𝗔𝗧𝗨 𝗦𝗨𝗥𝗚𝗔
𝐺𝑒𝑙𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑢 𝑆𝑢𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑠𝑒𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑟𝑖𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑘𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑟𝑔𝑎𝑤𝑖-𝑁𝑦𝑎
Ratu Surga merupakan salah satu gelar Bunda Maria. Karena Maria yang paling unggul di antara semua murid Tuhan, maka secara unggul pula dia diikutsertakan dalam kemenangan Kristus. Gelar sebagai Ratu Surga tidak boleh dimengerti seolah Maria menjadi saingan Allah dengan kekuasaan surgawi-Nya. Maria dinyatakan sebagai Ratu Surga justru karena kerendahan hatinya yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk melakukan kehendak Allah.
Gelar Maria sebagai Ratu Surga berhubungan dengan gelar Bunda Maria yang lainnya, yaitu bahwa Bunda Maria adalah Bunda Kristus “yang berkuasa atas raja-raja bumi ini” (Why1:5). Setelah mengakhiri pertandingan, Rasul Paulus mengatakan, “telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan” (2Tim 4:8). Hal ini pasti berlaku untuk Bunda Maria, yang ketaatan imannya terus terpelihara sejak mengandung Yesus sampai mendampingi-Nya di kaki Salib. Sikap iman seperti ini mendatangkan mahkota kehidupan yang dijanjikan Tuhan (Yak 1:12; 1Pet 5:4; Why 2:10).
Sabda Tuhan menggambarkan Bunda Maria sebagai Perempuan yang bermahkota duabelas bintang (Why 11:19; 12:1).
Dalam Kitab Suci, disebutkan bahwa ratu kerajaan yang duduk di sebelah kanan raja adalah bunda sang raja. Dalam Perjanjian Lama, ratu kerajaan bukanlah isteri sang raja, melainkan ibu sang raja. Sebab di masa itu raja dapat mempunyai lebih dari satu istri, sedang ia hanya mempunyai satu ibu. Ibu ini dihormati bersama raja (Yer 13:18), dan namanya dicantumkan bersama dengan setiap raja Yehuda (1Raj 14:21; 15:9-10; 22:42; 2Raj 12:2; 14:2; 15:2; 15:33).
Kitab Mazmur juga mengisahkan adanya permaisuri yang berpakaian emas, berada di sebelah kanan sang Raja (Maz 45:10), yang takhtanya tetap untuk selama-lamanya (Mzm 45:7). Dengan demikian gelar Bunda Maria sebagai Ratu Surga berhubungan dengan perannya yang istimewa dalam sejarah keselamatan, yaitu sebagai Bunda yang melahirkan Kristus Sang Raja Penyelamat umat manusia. Ratu Surga yang mengacu kepada Bunda Maria tidak sama dengan istilah ratu surga yang disebut dalam Yer 7:18; 44:17 yang mengacu kepada dewi kesuburan bangsa-bangsa Semit, yaitu dewi Astoret.
Martabat Bunda Maria sebagai Ratu bukanlah sesuatu yang jauh dari kehidupan kita. Martabat sebagai Ratu bukanlah sekedar kedudukan menonjol di surga yang harus kita kagumi dari jauh, melainkan justru martabat Maria sebagai Ratu berfungsi sebagai ikon, suatu tanda eskatologis dari panggilan semua orang beriman: ambil bagian dalam kemenangan mulia Kristus atas dosa dan kematian (LG 68; KGK 972).
** 𝗦𝘂𝗺𝗯𝗲𝗿 : 𝗯𝗲𝗿𝗸𝗮𝘁.𝗶𝗱
Sumber : https://www.facebook.com/groups/1932529746826813/
JPS 26 November 2021