SEPAK TERJANG PAUS FRANSISKUS
Jumat 12 April 2019, 03:40 WIB
Cium Kaki Presiden, Paus Fransiskus Desak Sudan Selatan Jaga Perdamaian
Paus Fransiskus berlutut dan mencium kaki Presiden Sudan Selatan Salva Kiir. (Foto: Vatican Media/Handout via REUTERS)"Aku memintamu untuk menjaga perdamaian. Saya bertanya dengan hati saya, mari kita maju. Akan ada banyak masalah tetapi mereka tidak akan mengalahkan kita. Atasi masalah Anda," ujar Paus Fransiskus di Vatikan seperti dilansir Reuters, Jumat (12/4/2019).
Selain Salva Kiir, para pemimpin di Sudan Selatan tampak terpana melihat gestur Paus Fransiskus berlutut dan mencium kaki. Dalam pertemuan ini, Paus Fransiskus juga memberikan nasihatnya.
"Akan ada pergulatan, perselisihan di antara kamu, tetapi pertahankan di dalammu, di dalam kantor, untuk berbicara," kata Paus Fransiskus.
Sudan, yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, dan bagian selatan yang sebagian besar beragama Kristen berperang selama beberapa dekade sebelum Sudan Selatan merdeka pada 2011. Sudan Selatan terjun ke perang saudara dua tahun kemudian setelah Kiir, seorang Dinka, menembakkan Machar, dari kelompok etnis Nuer, dari wakil kepresidenan.
Sekitar 400.000 orang tewas dan lebih dari sepertiga dari 12 juta orang di negara itu, memicu krisis pengungsi terburuk di Afrika sejak genosida Rwanda 1994.
(dkp/dkp)
Paus Fransiskus Akui Salah Besar dalam Skandal Seks Pastor Chile
Paus Fransiskus (REUTERS/Tony Gentile)
Seperti dilansir AFP, Kamis (12/4/2018), hal itu disampaikan Paus Fransiskus dalam surat kepada 32 Uskup di Chile yang dirilis oleh Vatikan. Dalam surat itu, Paus Fransiskus menyatakan dirinya berniat memanggil uskup-uskup itu untuk datang ke Roma guna membahas penyelidikan terhadap Uskup Juan Barros yang diduga menutup-nutupi praktik paedofil oleh pastor Fernando Karadima tahun 1980-an hingga 1990-an.
Paus Fransiskus menyatakan dirinya 'malu' dan 'sakit' atas penderitaan para korban dan berjanji akan menemui mereka.
Dalam surat itu, Paus Fransiskus tidak membahas Barros secara spesifik. Barros sendiri diketahui telah ditunjuk menjadi Uskup Osorno di Chile, meskipun dituding menutupi dan bahkan menyaksikan praktik pencabulan yang dilakukan pastor Karadima.
Pada Januari lalu saat berkunjung ke Chile, Paus Fransiskus bersikeras membela Barros hingga memicu kemarahan publik. Saat itu, Paus Fransiskus menyatakan keyakinannya bahwa Barros tidak bersalah dan meminta agar 'bukti' pencabulan yang ditutup-tutupi Barros ditunjukkan kepadanya.
Usai membela Barros, Paus Fransiskus meminta maaf kepada para korban dan menugaskan Uskup Agung Charles Scicluna, penyidik ternama Vatikan, ke Chile untuk mengumpulkan bukti. Usai melakukan penyelidikan, Scicluna kembali ke Vatikan pada akhir Februari lalu.
Hasil penyelidikan itu tidak diungkap ke publik. Namun disebut bahwa laporan penyelidikan setebal 2.300 halaman yang dikirimkan ke Paus Fransiskus juga termasuk testimoni dari 64 orang di New York, Amerika Serikat dan Santiago, Chile.
Usai menerima laporan penyelidikan ini, Paus Fransiskus meminta para Uskup Chile untuk datang ke Roma guna membahasnya. Paus Fransiskus meminta 'kolaborasi dan bantuan' para Uskup Chile dalam mencari langkah untuk 'memperbaiki skandal sebisa mungkin dan memulihkan keadilan'.
"Kesulitan-kesulitan yang ada juga menjadi kesempatan untuk mengembalikan kepercayaan publik pada Gereja, kepercayaan yang telah dirusak oleh kesalahan dan dosa kita," sebut Paus Fransiskus dalam suratnya.
Pastor Karadima yang merupakan pastor berpengaruh di Chile, divonis bersalah oleh Vatikan tahun 2011 karena mencabuli remaja-remaja putra dan dihukum penitensi seumur hidup. Penitensi sendiri berarti pertobatan atau keadaan menyesali dosa. Namun persidangan sipil terhadap pastor Karadima dihentikan karena kurangnya bukti.
(nvc/ita)
Paus Fransiskus Desak Pastor Homoseksual Untuk Tinggalkan Gereja
Pernyataan PausFransiskus
- Paus memberikan pernyataan soal homoseksual dalam buku mengenai tantangan dalam kehidupan religius gereja Katolik
- Dia mengatakan calon pastor harus 'matang secara emosional dan manusiawi'
- Menurut gereja homoseksualitas bukan dosa tapi tindakan homoseksual adalah dosa
Paus Fransiskus membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara panjang dengan pastor asal Spanyol Fernando Prado, yang kemudian diterbitkan dalam bentuk buku berjudul The Strength of Vocation.
Dalam buku tersebut, Paus mendiskusikan tantangan yan dihadapi oleh para pastor dan suster dalam kehidupan modern sekarang ini.
Paus Fransiskus mengatakan dalam buku tersebut homoseksualitas dalam gereja adalah 'sesuatu yang mengkhawatirkan saya."
Buku tersebut akan diterbitkan minggu ini dalam beberapa bahasa.
"Pertanyaan mengenai homoseksualitas adalah pertanyaan yang serius." kata Paus, sambil menambahkan bahwa mereka yang mendidik para calon pastor harus memastikan mereka 'sudah matang secara emosional dan secara manusiawi' sebelum mereka ditahbiskan.
Ini juga berlaku untuk perempuan yang ingin masuk ke komunitas keagamaan untuk menjadi suster.
Dalam Gereja Katolik, pastor atau suster tidak boleh menikah.
Paus mengatakan 'tidak ada ruang ' bagi mereka yang 'memiliki tendensi homoseksual tersebut."
Ajaran Gereja Katolik menyatakan bahwa kecenderungan seseorang memiliki pemikiran homoseksual bukanlah dosa, namun tindakan homoseksual adalah dosa.
Paus Fransiskus mengatakan 'tidak ada ruang untuk ini' dalam kehidupan pastor dan suster, dengan menambahkan bahwa gereja harus 'memastikan' ketika memilih calon pastor untuk masuk dalam kehidupan yang suci tersebut.
"Untuk alasan ini, gereja mendesak agar orang-orang yang memiliki kecenderungan tersebut tidak diterima untuk menjadi pastor." katanya.
Dia mendesak agar para homokseksual yang sekarang menjadi pastor atau suster untuk selibat, dan bertanggung jawab untuk tidak menciptakan skandal.
"Lebih baik lagi kalau mereka meninggalkan hidup keimamatan daripada menjalani kehidupan ganda." kata Paus.
Wawancara Paus ini dilakukan pertengahan bulan Agustus 2018.
Dua minggu kemudian di tanggal 26 Agustus, Uskup Carlo Maria Vigano, mantan duta besar Vatikan untuk Amerika Serikat membuat pernyataan mengejutkan terhadap Paus dan pejabat Vatikan.
Uskup Agung Vigano mengatakan 'jaringan homoseksual' ada di dalam Vatikan dimana anggotanya saling mempromosikan karir yang lain di dalam struktur gereja.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
Paus Fransiskus Copot 2 Penasihatnya yang Terseret Skandal Seks
Paus Fransiskus (BBC World)
Disampaikan Vatikan dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Rabu (12/12/2018), kedua Kardinal yang dicopot adalah Kardinal George Pell dari Australia dan Kardinal Francisco Javier Errazuriz dari Chile.
Keduanya dicopot dari Dewan Penasihat Kardinal atau yang secara resmi disebut Dewan Kardinal, yang juga dijuluki sebagai C-9.
Kedua Kardinal yang dicopot itu diketahui menjadi subjek dalam kasus dugaan pelecehan seksual pastor. Tuduhan-tuduhan yang dijeratkan kepada kedua Kardinal itu telah disangkal.
Satu Kardinal lainnya, Kardinal Laurent Monsengwo Pasinya dari Kongo, disebut memilih meninggalkan C-9. Namun tidak disebut lebih lanjut alasan Pasinya meninggalkan Dewan Kardinal.
Dituturkan juru bicara Vatikan, Greg Burke, bahwa Paus Fransiskus telah menulis surat untuk ketiga Kardinal itu pada Oktober lalu, yang isinya berterima kasih atas pengabdian mereka selama ini. Ketiga Kardinal itu tidak menghadiri rapat terbaru C-9 yang berakhir Rabu (12/12) waktu setempat.
Diketahui juga bahwa Pell dari Australia sebelumnya mengambil cuti tanpa batas waktu dari tugasnya sebagai Menteri Perekonomian Vatikan untuk membela diri dalam persidangan kasus pelecehan seksual anak di Australia. Tindak pelecehan seksual itu dilaporkan terjadi tahun 1970-an dan 1990-an lalu.
Sementara para korban pelecehan seksual di Chile menuduh Errazuriz menutupi praktik pelecehan seks yang terjadi di dalam lingkungan gereja di wilayahnya.




Share 0

